Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS: Akan Ada Konsekuensi dari Militerisasi China di LTS

AS: Akan Ada Konsekuensi dari Militerisasi China di LTS Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat telah menyuarakan keprihatinannya kepada China tentang upaya militerisasi terbarunya Laut China Selatan dan akan ada sebuah konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/5/2018).

Jaringan berita AS CNBC melaporkan pada hari Rabu bahwa China telah memasang rudal jelajah anti-kapal dan sistem rudal di tiga pos di Laut China Selatan.

Ditanya tentang laporan tersebut, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan dalam sebuah briefing berita reguler: “Kami sangat menyadari militerisasi China di Laut China Selatan. Kami telah menyampaikan kekhawatiran secara langsung kepada otoritas China tentang hal ini dan akan ada konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang,” ungkapnya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (4/5/2018).

Sanders tidak mengatakan apa konsekuensinya. Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa intelijen AS telah melihat beberapa tanda bahwa China telah memindahkan beberapa sistem persenjataan ke pulau-pulau buatannya di kepulauan Spratly dalam sebulan terakhir atau lebih, tetapi tidak memberikan rincian.

CNBC mengutip sumber tanpa nama dengan mengatakan bahwa menurut penilaian intelijen AS, rudal itu dipindahkan ke Spratly dalam 30 hari terakhir ke Fiery Cross Reef, Subi Reef dan juga Mischief Reef, yang berjarak 216 km (135 mil) dari Filipina, juga dalam Zona Ekonomi Eksklusif Manila.

Mereka akan menjadi misil rudal pertama China di Spratly, di mana Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei memiliki klaim atas wilayah tersebut.

Kementerian pertahanan China tidak menanggapi permintaan untuk komentar. Kementerian luar negerinya mengatakan China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Spratly dan bahwa penyebaran defensif yang diperlukan adalah untuk kebutuhan keamanan nasional dan tidak ditujukan untuk negara manapun.

"Mereka yang tidak berniat menjadi agresif tidak perlu khawatir atau takut," pungkas juru bicara kementerian Hua Chunying.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: