Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meroketnya Harga Telur Resahkan Warga Piru

Meroketnya Harga Telur Resahkan Warga Piru Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Halmahera Selatan (Maluku) -

Harga telur yang meroket menjelang bulan suci Ramadhan 1439 Hijriah mencapai Rp2.500/butir meresahkan para warga, terutama ibu rumah tangga di Piru, ibu kota Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Antara yang melakukan pemantauan di pasar Piru, Minggu (6/5/2018), mencatat stok telur sebenarnya banyak dan permintaan masyarakat relatif tinggi.

"Heran kok harga telur melonjak hingga Rp2.500/butir dari sebelumnya Rp2.000/butir," ujar warga Piru, Rosiana.

Dia mengemukakan, harga telur yang dijual di toko hanya Rp2.000/butir, tetapi di pasar maupun kios - kios Rp2.500/butir. Padahal, pedagang di pasar membeli di toko Rp55.000/rak (30 butir).

"Saya yang beragama Kristen Protestan saja meresahkan lonjakan harga telur. Apalagi, basudara (saudara) Islam yang sedang mempersiapkan diri untuk menunaikan Bulan Suci Ramadhan 1439 Hijriah," tutur Roasina.

Dia mempertanyakan kerja dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) SBB yang sebenarnya harus mengintensifkan pengawasan setiap pekan di pasar.

"Apa yang dikerjakan tim pengawasan saat melakukan pemantauan, baik stok maupun harga bahan pokok masyarakat di pasar, terutama menjelang Bulan Suci Ramadhan 1439 Hijriah," tuturnya.

Dia mengharapkan Bupati SBB, Muhamad Yasin Payapo dan Wakil Bupati, Timotius Akerina tidak hanya menerima laporan dari pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, tanpa melakukan pemantauan di pasar menjelang Ramadhan 1439 Hijriah.

"Kami biasanya mengikuti kegiatan Bupati maupun Wakil Bupati SBB sebelumnya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pasar menjelang perayaan hari - hari besar keagaman dalam rangka mengecek stok maupun harga bahan pokok masyarakat," tandas Rosiana.

Dia memandang perlu para pimpinan OPD teknis dievaluasi kinerjanya agar yang kurang peduli terhadap kebutuhan masyarakat menjelang ibadah Puasa perlu diberi teguran keras.

"Bupati harus tegas terhadap pimpinan OPS teknis agar menjelang ibadah Puasa tidak menimbulkan keresahan terhadap masyarakat karena harga bahan pokok melonjak," pungkas Rosiana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: