Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komitmen Jangka Panjang RER Lindungi Ekosistem Riau

Komitmen Jangka Panjang RER Lindungi Ekosistem Riau Kredit Foto: Kementerian PUPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selain melakukan pengelolaan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI), PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Grup APRIL juga mengelola kawasan yang dilindungi seluas 150 ribu hektar yang dikenal sebagai Restorasi Ekosistem Riau (RER). Kawasan restorasi ekosistem yang terletak di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang. Program RER dibentuk setelah Grup APRIL mendapatkan lima Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE) untuk pengelolaan area tersebut masing-masing selama 60 tahun.

Director of External Affairs RER, Nyoman Iswarayoga, mengungkapkan, dulu sebelum dikelola oleh RER, kawasan itu sering terjadi pembalakan liar. Para penebang liar itu membuka kanal air baru untuk mengalirkan log kayu hingga ke sungai. Kanal inilah yang membuat lahan gambut terdrainase dan menjadi rentan terbakar.

Untuk mengembalikan fungsi hidrologis dan tingkat kelembaban lahan gambut, salah satu tugas tim RER adalah melakukan canal blocking untuk menaikkan kembali ketinggian muka air. Total ada 36 kanal dengan panjang mencapai 116 kilometer yang sudah ada ketika RER mulai beroperasi di area tersebut. RER hingga tahun 2017 sudah membangun 29 tanggul (dam) untuk menutup 9 kanal dengan panjang total 27,9 kilometer. Pada tahun 2018, RER menargetkan bisa menutup 9 kanal lagi sepanjang 43 kilometer dengan membangun 27 dam.

Komitmen itu telah menghasilkan bukti nyata, kawasan RER di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang pada tahun 2015 – 2017 tidak pernah terjadi insiden kebakaran maupun pembalakan liar. Capaian ini tidak bisa dilepaskan dari langkah perusahaan melibatkan masyarakat. RER melihat perambahan hutan selama ini terjadi karena kebutuhan masyarakat sekitar yang membutuhkan lahan untuk bertani dan berkebun.

RER kemudian menggandeng masyarakat melalui edukasi dan pelatihan, salah satunya dengan mengadakan pelatihan pertanian tanpa membakar (no burning agriculture). Tim RER memperkenalkan tanaman sayur-sayuran yang bisa ditanam tanpa harus membakar lahan terlebih dahulu, cocok untuk ditanam di lahan gambut, dan nantinya dapat dilakukan dengan metode pertanian organik. Cabai merah, terong, dan jahe merah merupakan sebagian dari tanaman yang kini ditanam oleh masyarakat. Sekarang sudah ada dua desa yang bekerja sama dengan RER.

Nyoman berharap, langkah RER ini bisa menjadi contoh untuk pengelolaan dan restorasi ekosistem yang berkelanjutan bagi restorasi ekosistem lainnya. Model pengelolaan ini juga bisa membantu menjaga keberlangsungan bisnis pengelolaan hutan dalam jangka panjang bahkan mendorong produktivitas bagi perusahaan.

Inisiatif ini sekaligus mempertegas komitmen Grup APRIL yang tidak hanya ingin berkontribusi bagi negara secara ekonomi, tetapi juga ikut dalam hal penanggulangan masalah lingkungan.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: