Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BKPM-China Development Bank Pererat Kerja Sama Investasi

BKPM-China Development Bank Pererat Kerja Sama Investasi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus berupaya meningkatkan arus investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dilakukan dengan membangun jejaring dengan lembaga-lembaga finansial yang potensial untuk kerja sama.  

Langkah aktif dilakukan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan menandatangani Nota Kesepahaman dengan China Development Bank (CDB) dalam ruang lingkup kerja sama promosi investasi. Investasi yang dibidik terutama investasi Tiongkok di proyek-proyek empat koridor ekonomi di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.

Nota Kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong dan Chairman of Board of Directors CDB Hu Haibang di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan bahwa penandatanganan nota kesepahaman diharapkan akan  semakin menguatkan platform kerja sama di bidang investasi oleh kedua negara.

"Tiongkok merupakan salah satu negara sumber investasi utama yang diharapkan dapat terus meningkat," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kerja sama investasi yang dilakukan oleh BKPM-CDB meliputi beberapa proyek utama di antaranya infrastruktur, sektor industri, pertanian, telekomunikasi dan ekonomi digital, serta sektor lain. 

Sementara itu, PM China Li Keqiang menyambut positif dan menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendorong peningkatan investasi dua arah.

"Kami akan mendorong perusahaan-perusahaan di Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia dengan membangun koridor ekonomi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia," jelasnya.

PM Li menambahkan bahwa Tiongkok sangat tertarik untuk mengembangkan sektor logistik dan berencana untuk membentuk tim ahli dari kedua belah pihak untuk kemudian dapat merumuskan sektor-sektor unggulan apa yang dapat dikembangkan dan menguntungkan bagi kedua negara untuk kemudian dipasarkan ke negara ketiga.

PM Li juga menekankan agar perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia harus sebagian besar menyerap lapangan kerja dan tenaga kerja dari Indonesia. Menurutnya, dengan demikian investasi tersebut menguntungkan kedua negara, khususnya masyarakat yang berada di daerah sasaran investasi.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengemukakan bahwa Tiongkok saat ini berada di peringkat tiga negara yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan investasi mencapai US$3,4 miliar. JK menilai bahwa saat ini merupakan saat yang tepat bagi investor-investor internasional untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: