Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keuangan Q1 2018 Solid, Antam Yakin Proyek Hilirisasi Berjalan on Track

Keuangan Q1 2018 Solid, Antam Yakin Proyek Hilirisasi Berjalan on Track Kredit Foto: Antam
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terus mendorong percepatan proyek hilirisasi yang sedang berjalan saat ini selesai tepat waktu, didukung oleh posisi keuangan Q1 2018 yang cukup solid. Antam mencatat laba bersih periode Q1 2018 mencapai Rp245,68 miliar, naik 3,603% dibanding laba bersih Rp6,63 miliar pada periode Q1 2017.

Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang, Aprilandi H. Setia, mengungkapkan, penyelesaian proyek –proyek hilirisasi Antam akan didorong oleh posisi keuangan Antam pada kuartal I tahun 2018 yang cukup solid, yang tercermin dalam nilai kas dan setara kas Perseroan tercatat sebesar Rp6,07 triliun.

“Dengan posisis kas yang cukup dan kinerja keuangan Perseroan yang positif di  kuartal I, kami optimis proyek kami bisa selesai tepat waktu dan mampu mendorong peningkatan kinerja keuangan Perseroan. Saat ini, pengembangan proyek masih berjalan on track,” kata Aprilandi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Setelah menyelesaikan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomala (P3FP) di Sulawesi Tenggara, Perusahaan saat ini sedang mengembangkan 2 proyek strategis, yakni Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur  (P3FH) dan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) saat ini sedang memasuki tahap konstruksi dengan realisasi telah mencapai 55%. Konstruksi pabrik tersebut direncanakan selesai pada akhir tahun 2018. Sementara itu, nilai investasi proyek ini diproyeksi mencapai Rp3,5 triliun.

“Selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini. Saat ini, kapasitas produksi feronikel Antam sebesar 27.000 TNi, sehingga jika P3FH selesai akan menjadi 40.500 TNi per tahun” tambahnya.

Aprilandi juga menegaskan seperti proyek hilirasasi sebelumnya, yaitu P3FP di Sulawesi Tenggara, keberadaan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel di Halmahera Timur ini juga turut mendukung program pembangunan industri dasar logam stainless steel dan mendorong hilirisasi di Tanah Air.

Saat ini, melalui smelter feronikel Pomalaa, Antam mencatat peningkatan volume produksi feronikel sebesar 107% atau 6.088 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibandingkan capaian Q1 2017. Sejalan dengan pertumbuhan volume produksi, penjualan feronikel pada Q1 tahun 2018 mengalami pertumbuhan 109% dibandingkan Q1 2017 atau mencapai 5.363 TNi.

“Penjualan feronikel pada kuartal I 2018 adalah kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam, dengan kontribusi sebesar Rp972,38 miliar atau 17% dari total penjualan bersih Perusahaan,” ungkap Aprilandi.

Sementara itu, proyek SGAR yang merupakan sinergi Holding Industri Pertambangan, April mengungkapkan, saat ini peroyek tersebut telah memasuki tahap finalisasi kajian Bankable Feasibility Study (BFS) dengan pihak terkait. Antam terus berfokus kepada SGAR yang bekerja sama dengan PT Inalum (Persero). Smelter Grade Alumina merupakan bahan baku pabrik alumunium.

Proyek ini dapat mengolah cadangan bauksit yang dimiliki Antam dan Inalum juga akan memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina sekaligus menghemat devisa.

Proyek ini dilakukan secara bertahap dengan kapasitas tahap pertama sebesar 1 juta ton SGA per tahun. Sementara itu, 1 juta ton alumina tahap kedua akan dibangun setelah tahap pertama berhasil. Alumina yang dihasilkan diharapkan akan memenuhi kebutuhan bahan baku Inalum yang saat ini masih diimpor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: