Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

JK: Jadikan Pelemahan Rupiah Momen Tingkatkan Produksi dalam Negeri

JK: Jadikan Pelemahan Rupiah Momen Tingkatkan Produksi dalam Negeri Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi hingga mencapai Rp14.028 pada Selasa pagi bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan memproduksi produk dalam negeri untuk keperluan ekspor.

"Di lain pihak memang akan terjadi kenaikan harga-harga bahan baku impor. Tetapi itu bisa diselesaikan dengan mendorong orang untuk produksi dalam negeri sebagai akibat impor yang mahal," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Wapres menjelaskan persoalan rupiah bukan disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan berkaitan dengan kondisi perekonomian dunia terutama di Ameria Serikat.

"Masalah rupiah itu tidak berdiri sendiri. Itu sangat tergantung dengan ekonomi dunia, khususnya ekonomi di Amerika karena ekonomi di Amerika menguat artinya rupiah melemah," tambahnya.

Akibat lemahnya rupiah terhadap dolar AS, maka harga barang impor yang dilakukan Indonesia menjadi mahal. Sebaliknya, kegiatan ekspor pendapatannya menjadi naik.

"Rupiah melemah itu memang untuk impor jadi kemahalan, tetapi untuk ekspor pendapatannya menjadi lebih banyak. Sedangkan masalah kita sekarang ini adalah defisit ekspor-impor yang perlu diperbaiki," jelasnya.

Rupiah melemah Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp14.028 dibanding posisi sebelumnya Rp13.993 per dolar AS.

"Adanya potensi peningkatan inflasi di Amerika Serikat masih menjadi salah satu faktor pemicu dolar AS menguat, karena peningkatan inflasi akan mendorong tingkat suku bunga The Fed naik," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyabada di Jakarta, Selasa.

Menurut Reza, salah satu faktor yang mendorong inflasi Amerika Serikat meningkat yakni bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan. Data lapangan kerja di Amerika Serikat bertambah menjadi 164.000, meski di bawah perkiraan/estimasi pasar namun masih mencatatkan pertumbuhan.

Kendati demikian, Reza mengharapkan, sentimen dari dalam negeri mengenai Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia yang mengindikasikan peningkatanserta data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2018 yang tumbuh 5,06 persen dibandingkan pencapaian periode sama tahun sebelumnya 5,01 persen dapat menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah.

"Kondisi dalam negeri yang relatif cukup kondusif dapat menarik minat pelaku pasar terhadap aset berdenominasi rupiah," katanya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: