Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelindo III Terbitkan Obligasi Global US$500 Juta

Pelindo III Terbitkan Obligasi Global US$500 Juta Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

PT Pelindo  III (Persero) resmi menerbitkan obligasi global sebesar US$500 juta dengan tenor 5 tahun dan besaran kupon yang dipatok untuk obligasi tersebut adalah 4,5% yang akan jatuh tempo pada 2 Mei 2023. Keberhasilan ini tercapai di saat volatilitas kondisi pasar tinggi di minggu akhir bulan April lalu.

Menurut CEO Pelindo III Ari Askhara, pemesanan surat utang ini mengalami kelebihan permintaan sebanyak hampir dua kali.

“Kinerja perusahaan menunjukkan impresi yang meyakinkan, sehingga para investor obligasi menaruh kepercayaan yang tinggi untuk perusahaan,” ujar Ari di Surabaya, Selasa (8/5/2018).

Lebih lanjut Ari menjelaskan, kendati pasar finansial bergerak volatil, Pelindo III mampu melakukan penetrasi pasar dengan eksekusi satu hari saja. Proses ini relatif cepat dan menjadikan Pelindo III sebagai BUMN pertama yang mampu menerbitkan obligasi global tanpa roadshow. Dengan mengumumkan dan menetapkan kesepakatan pada minggu terakhir April, Pelindo III kemudian dapat mengakses pasar.

Statistik Distribusi: Surat utang yang diterbitkan berhasil menarik minat secara global dengan total 68 akun yang berpartisipasi. Secara geografis, alokasi surat utang ini didistribusikan sebesar 71% ke Amerika Serikat, 14% ke Asia, dan 15% ke Eropa dengan tipe investor 75% adalah fund managers, 8% bank, dan 17% asuransi serta dana pensiun.

Surat utang yang diterbitkan akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange. Bertindak sebagai joint lead managers aksi korporasi itu adalah ANZ, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank.

Penerbitan surat utang ini merupakan cerminan komitmen Pelindo III sebagai BUMN, bersama dengan Pemerintah Indonesia, untuk terus melakukan pembangunan di sektor pelabuhan dan infrastruktur di Indonesia.

Pelindo III selanjutnya akan mengelola dana tersebut untuk membiayai pembelanjaan modal perusahaan yang diperkirakan mencapai Rp7,25 triliun. Selain itu, perusahaan pelat merah tersebut juga akan melakukan refinancing utang senilai Rp4,39 triliun dan sejumlah aksi korporasi lainnya seperti rencana pembelian saham perusahaan swasta.

Alokasi belanja modal ini diperuntukkan untuk sejumlah program strategis antara lain: pembangunan tahap pertama Terminal Kalibaru Barat, revitalisasi alur dan beautifikasi fasilitas Pelabuhan Benoa, dan pembangunan Terminal Cruise dan Peti Kemas di Gilimas Lombok, pembangunan flyover dan tapper Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB)-Terminal Teluk Lamong.

“Pertumbuhan arus kapal dan barang, bahkan mencapai 20% dan peningkatan laba bersih sebesar 35% di tahun 2017 dibanding tahun lalu,” ungkap Ari.

Pencapaian ini kata Ari, didasarkan oleh inisiatif manajemen untuk menerapkan tiga strategi besar, yaitu diversifikasi atau ekstensifikasi bisnis, transformasi budaya yang berfokus pada aspek karyawan, proses serta teknologi, dan efisiensi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: