Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Jeblok, Misbakhun Minta Agus Martowardojo Segera Pulang dari AS

Rupiah Jeblok, Misbakhun Minta Agus Martowardojo Segera Pulang dari AS Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini nilai tukar rupiah yang menjadi tanggung jawab sepenuhnya Bank Indonesia untuk dijaga stabilitasnya mengalami gejolak penurunan nilai sehingga merosot ke kisaran Rp14.000 per dolar Amerika Serikat.

Melihat kondisi tersebut, anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengaku kaget disaat nilai rupiah turun,  ternyata posisi Gubernur Bank Indonesia sedang tidak di Indonesia dan sedang melakukan perjalanan ke luar negeri dalam waktu yang lama dan berurutan pada sisa masa jabatannya yang tinggal menghitung waktu saja.

"Saya menduga sepertinya Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo tidak ingin mewariskan nilai tukar rupiah yang kuat sebagai legacy jabatannya sebagai Gubernur Bank Indonesia," kata Misbakhun di Jakarta, Selasa (08/05/2018).

Menurut Misbakhun, posisi nilai tukar rupiah 14.000 juga tidak membuat Gubernur Bank Indonesia tergugah sehingga tidak ingin mempercepat perjalanan dinasnya di luar negeri untuk segera pulang. Padahal, lanjut dia, keadaan volatilitas nilai tukar rupiah ini sangat mengganggu stabilitas perekonomian nasional, dan BI harus mengambil langkah-langkah yang strategis untuk mengembalikan nilai tukar rupiah pada jalur penguatan yang mencerminkan kekuatan ekonomi nasional. 

"Saya meminta Gubernur Bank Indonesia segera pulang dan memperpendek perjalanan dinas untuk mengurus nilai kurs rupiah yang jeblok ini," tegas dia. 

Bahkan tersiar kabar, Gubernur Bank Indonesia di sisa jabatan yang sudah akan habis masih melakukan mutasi jabatan dengan menempatkan orang-orang yang selama ini dianggap dekat dengan Gubernur BI untuk menduduki jabatan-jabatan strategis yang ada. 

"Kebijakan mutasi tentunya akan sangat mengganggu Gubernur Bank Indonesia terpilih karena akan mengalami kesulitan ketika saat dilantik dan menduduki jabatan bisa saja mengalami kesulitan menyusun formasi jabatan yang dikehendaki guna membangun kinerja Bank Indonesia yang lebih ideal dan berkinerja tinggi," pungkas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: