Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jasa Marga Cetak 200 Pengusaha Mandiri Baru

Jasa Marga Cetak 200 Pengusaha Mandiri Baru Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Bekasi -

PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek berhasil mencetak sedikitnya 200 pengusaha mandiri dari total 1.584 mitra binaan usaha kecil dan menengah di wilayah kerjanya hingga kurun waktu 2018 melalui dana pertanggung jawaban sosial perusahaan.

"Namun untuk yang mengalami kredit macet juga ada, walaupun jumlahnya relatif kecil hanya lima persen dari total 1.584 mitra binaan," kata Manajer Community Development Program PT Jasa Marga Tol Jakarta-Cikampek, Dani Ardiandi di Bekasi.

Hal itu diungkapkannya dalam agenda penyaluran dana pinjaman modal kepada 48 pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tergabung dalam kelompok mitra binaan baru Jasa Marga Jakarta-Cikampek di Kantor PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018).

Menurut dia, indikator keberhasilan mitra binaan dalam mengelola usahanya adalah ketaatan dalam melunasi pinjaman yang diberikan secara bertahap mulai dari Rp15 juta-Rp30 juta, laporan pengelolaan keuangan usaha hingga perluasan jaringan penjualan produk.

"Mereka yang sudah berkategori mandiri kita ikut sertakan dalam kegiatan pameran, salah satunya Inacraft di Jakarta setiap tahunnya," katanya.

Jenis usaha yang dikembangkan mitra binaan tersebut seperti kerajinan tangan dan produk makanan dan minuman.

Dikatakan Dani, keberhasilan usaha tersebut tidak lepas dari perkembangan iklim usaha di wilayah kerja Jasa Marga Jakarta-Cikampek mulai dari wilayah Bekasi, Karawang, Cikampek dan Purwakarta.

"Wilayah Jabodetabek ini perputaran ekonominya terbilang cepat. Di Jabodetabek kita juga dibantu pemerintah daerah yang intensif membangun bisnis skala kecil yang sangat membantu mitra binaan kita untuk membuka wawasan," katanya.

Terhadap mitra binaan yang mengalami kredit macet, kata Dani, telah dilakukan pendampingan usaha yang fokus pada masalah pengelolaan keuangan hingga pengembangan skala pasar.

"Yang mengalami kredit macet sekitar 5 persen. Mayoritas dikarenakan persoalan pailit akibat alur pengelolaan keuangan yang tidak berjalan baik," katanya.

Faktor lain kredit macet, kata dia, adalah peristiwa meninggalnya debitur sementara cicilannya tidak dilanjutkan oleh pihak keluarga yang ditinggalkan.

"Untuk itu, tahun ini kita memberikan pendampingan mitra binaan melalui edukasi mengelola uang dengan baik serta aturan main peminjaman, di mana bila debitur meninggal dunia, maka utangnya ditanggung oleh keluarga," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: