Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Ramadan, Stok 3 Item Pangan Ini Bertanda Merah

Jelang Ramadan, Stok 3 Item Pangan Ini Bertanda Merah Kredit Foto: FMB 9
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah menyatakan harga pangan terkendali pada Ramadan dan jelang perayaan Idul Fitri. Namun, terdapat persoalan di tiga item pangan, yakni kedelai, daging sapi, dan gula pasir.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi, menuturkan, bicara harga pangan saat ini bukanlah hal sulit. Menjadi tidak sulit karena pada 2017 pun berhasil dikendalikan. Bukan hanya daging, tapi semua komoditas pangan bisa dikendalikan dengan baik, termasuk sinergi kelembagaan yang sudah dilakukan dengan baik, tinggal diulangi saja.

"Secara detil, kondisi ketersediaan pangan pada Mei-Juni menunjukkan persoalan di tiga item pangan, yakni, kedelai (-297.1), daging sapi, dan gula pasir," tutur Agung dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Menurut Agung, itu terjadi karena memang produksi di bawah kebutuhan. Tapi pemerintah sudah lakukan langkah-langkah khusus. Apalagi, pada Juni-September, gula pasir sudah memasuki musim giling, dan adanya stok di Bulog sebanyak 400 ribu ton.

“Untuk daging sapi, kami memberi tanda merah di list karena memang secara nasional produksi baru 80%. Namun, Indonesia impor sebanyak 40 ribu ton pada 2018, dan di Bulog juga ada 35 ribu ton sapi bakalan pada Mei-Juni. Oleh karena itu, tidak juga perlu dikhawatirkan ketersediaannya di Ramadan dan Lebaran 2018,” katanya. 

Sementara itu, terkait stok beras, Agung mengatakan, relatif aman. Tercatat, tambah dia, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), ada 43 349 ton. “Jadi stok berlebihan. Karena normalnya 23-30 ribu ton. Sementara terkait harga, beras memang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, tapi dua minggi ini ada kecenderungan menurun,” katanya.

Selain itu, Agung juga menjelaskan, produksi bawang merah pada Mei dan Juni 2018, naik 20-30% dibandingkan periode sebelumnya. Hal itu, sambungnya, karena dilakukan penanaman dua bulan sebelumnya, dengan luas tanam yang dinaikkan 20-30%. 

“Demikian juga dengan cabai besar dan cabai rawit. Sedangkan untuk stok minyak goring, pada Mei-Juni, produksi luar biasa dan Indonesia juga dikenal sebagai eksportir minyak goring. Sedangkan terkait harga minyak goreng dan gula pasir, saat ini justru di bawah 2017,” katanya.

Terkait upaya menstabilkan harga dan pasokan, Agung mengatakan, ada sejumlah langkah sinergis yang dilakukan Kementan bersama Bulog dan Kemendag, di antaranya pembukaan lapak di pasar untuk meng-influence supaya harga tidak naik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: