KKP Dorong Pengembangan Akuakultur Berbasis Digital

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pengembangan inovasi sistem informasi berbasis digital untuk meningkatkan industri akuakultur atau perikanan budi daya.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengungkapkan bahwa digitalisasi sistem informasi akuakultur telah mendorong terjadinya transformasi sistem bisnis akuakultur yang lebih efisien. Menurutnya, digitalisasi juga dapat membangun rantai sistem produksi dari hulu ke hilir secara menyeluruh.

"Sistem ini juga dapat menjadi jembatan modern bagi seluruh pemangku kepentingan perikanan budi daya," kata Slamet di Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Ia pun mengapresiasi banyaknya startup yang melakukan berbagai inovasi digital di bidang akuakultur. Beberapa inovasi digital yang dihasilkan yaitu di antaraya e-Fishery. e-Fishery adalah teknologi pintar sebagai solusi pemberian pakan yang mudah dan efisien untu mengintegrasikan untuk pemberian pakan dengan metode continuous feeding untuk memenuhi pola makan udang yang terus-menerus.

Berikutnya Iwa-Ke. Iwa-Ke merupakan startup yang bergerak dalam bidang distribusi beragam ikan seperti ikan nila merah, patin, dan gurami melalui sarana informasi digital untuk pemasaran antaranya Go-Jek, Iwa-Ke Depot, serta telah memiliki mitra pembudi daya lebih dari 60 Ha dan jaringan pembudidaya di berbagai provinsi.

"Digitalisasi ini akan menjadi jembatan modern bagi seluruh stakeholder perikanan budi daya. Dengan begitu, akan terjamin konektivitas secara efisien di antara stakeholders. Dalam hal akses pasar, sistem ini akan mampu menjamin efesiensi rantai pasar. Untuk kegiatan on farm akan lebih efisien waktu, tenaga, dan proses," pungkas Slamet.