Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Kopi Gayo Menurun 39,03 Persen

Ekspor Kopi Gayo Menurun 39,03 Persen Kredit Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad
Warta Ekonomi, Banda Aceh -

Nilai ekspor kopi yang ditanami mayoritas Suku Gayo di dataran tinggi Provinsi Aceh, dalam tiga bulan terakhir mengalami grafik menurun jika dibandingkan pada 2017 hingga 39,03 persen.

Wahyudin selaku Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, di Banda Aceh, Jumat (11/5/2018), mengatakan nilai transaksi komoditi kopi jenis arabika dan robusta sampai Maret tahun ini tercatat baru senilai 5,55 juta dolar AS.

"Nilai ekspor kopi yang di ekspor melalui pelabuhan di luar Aceh dari Januari-Maret 2018 senilai 5,55 juta dolar AS, sementara di periode yang sama tahun 2017 telah mecapai 9,1 juta dolar AS," ujarnya.

Ekspor kedua jenis kopi gayo itu, lanjutnya, masih dalam kondisi belum dipanggang atau dikenal di kalangan penikmat kopi, yakni di roasting yang merupakan proses menentukan kenikmatan kopi.

Kopi yang di ekspor melalui pelabuhan di luar Aceh, yaitu lewat jalur laut pelabuhan Belawan di Medan, Sumatera Utara, dan lewat udara di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Di Januari tahun ini 2,37 juta dolar AS, Februari senilai 1,59 juta dolar AS, dan Maret dengan nilai 1,59 juta dolar AS. Dan negara terbesar meminati kopi gayo, adalah Amerika Serikat," tukasnya.

Ia melanjutkan, sedangkan kegiatan ekspor yang terjadi lewat pelabuhan di Aceh, belum terdapat kelompok komoditi kopi, teh, rempah-rempah.

"Ini membuktikan bahwa pelabuhan di luar Aceh lebih siap. Mungkin, infrastruktur pelabuhan itu sendiri. Selain pasar kopi Gayo, semakin diminati oleh dunia," tutur Wahyudin.

Kepala Bagian Humas Setdakab Aceh Tengah, Mustafa Kamal sebelumnya mengatakan, kopi jenis arabika Gayo telah di ekspor ke-17 negara dengan importir terbesar Amerika Serikat.

"Hingga kini, ekspor terbesar kopi kita masih ke Amerika. Secara bertahap, mulai ekspor ke negara-negara di Eropa dan Asia Pasifik," ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah, Rahmandi mengatakan produksi kopi arabika dalam delapan tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata 31.375 ton di 2016, sedangkan 2009 hanya 27.777 ton per tahun.

"Jika dilihat dalam kurun waktu dalam delapan tahun terakhir, produksi kopi arabika di Aceh Tengah terjadi peningkatan sejak 2009," pungkasnya. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: