Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PM Israel Ajak Pemimpin Dunia Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem

PM Israel Ajak Pemimpin Dunia Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (13/5/2018) menyerukan para pemimpin dunia untuk mengikuti Amerika Serikat dan merelokasi kedutaan mereka ke Yerusalem.

Berbicara saat penerimaan delegasi diplomatik AS di Yerusalem, Netanyahu berterima kasih kepada Amerika Serikat untuk upaya relokasi Kedubes AS yang akan berlangsung pada hari Senin (14/5/2018).

Dia menyerukan kepada negara lain untuk mengikuti langkah AS, dengan mengatakan bahwa "dalam kedamaian apa pun yang dapat Anda bayangkan, Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel."

Dia juga berterima kasih kepada para pemimpin Guatemala dan Paraguay atas keputusan mereka untuk memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem. Menurut Netanyahu, negara-negara lain diharapkan segera mengumumkan keputusan serupa.

"Kami tidak akan mengatakan siapa karena itu adalah rahasia negara," tuturnya, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Senin (14/5/2018).

Delegasi tersebut dipimpin oleh putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump, penasihat senior dan menantu laki-lakinya, Jared Kushner, dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

Wakil Menteri Luar Negeri AS John J. Sullivan mengatakan pada upacara penyambutan bahwa keputusan Trump untuk merelokasi kedutaan adalah "penting untuk menciptakan peta jalan untuk perdamaian di kawasan ini."

Sebanyak 86 duta besar asing di Israel diundang ke upacara pembukaan kedutaan AS di Yerusalem pada hari Senin (14/5/2018), sementara 40 dari mereka menerima undangan tersebut.

Empat negara Eropa yaitu Austria, Republik Ceko, Rumania, dan Hongaria, telah mengkonfirmasi partisipasi mereka dalam langkah AS sementara Uni Eropa menentang uapay relokasi tersebut.

Ribuan petugas polisi dikerahkan di seluruh Yerusalem karena antisipasi terhadap protes dan kerusuhan oleh warga Palestina. Selain itu, petugas polisi akan berdiri di "dinding manusia" antara lingkungan Arnona, di mana kedutaan baru berada, dan Sur Baher Palestina.

Israel merebut Yerusalem Timur, bersama dengan sisa Tepi Barat dan Jalur Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967. Kemudian mengklaim sebagai bagian dari "modal tak terpisahkan," dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui secara internasional.

Pada 16 Desember 2017, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah langkah yang memicu peningkatan ketegangan dan gelombang protes di wilayah tersebut.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Mengikuti langkah Trump, mereka mengatakan Amerika Serikat tidak dapat dianggap sebagai broker perdamaian yang adil di Timur Tengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: