Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenhub Beri Tips Dapat Tiket Mudik, Mau?

Kemenhub Beri Tips Dapat Tiket Mudik, Mau? Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengimbau kepada pemudik untuk menghindari membeli tiket pesawat pada puncak mudik Lebaran 2018.

Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengatakan ada enam hari yang menjadi perkiraan puncak mudik dan balik lebaran sektor udara, terdiri dari dua hari sebelum Lebaran (mudik) dan empat hari sesudah Lebaran (balik).

Sebelum lebaran, puncak mudik diperkirakan pada hari Jumat dan Sabtu (8 dan 9 Juni), sedangkan setelah Lebaran, puncak arus balik diperkirakan pada hari Selasa dan Rabu (19 dan 20 Juni) serta Sabtu dan Minggu (23 dan 24 Juni).

"Transportasi udara itu kan ciri utamanya kecepatan, jadi orang bisa memilih penerbangan yang mepet dengan hari libur atau hari kerja sehingga liburannya bisa panjang," katanya.

Karena itu, Agus mengimbau untuk menghindari membeli tiket untuk penerbangan di puncak-puncak mudik dan balik tersebut.

Menurut dia, walaupun kapasitas kursi pesawat yang disediakan maskapai mencukupi, pada puncak mudik dan balik itu bisa saja jumlah kursi yang disediakan tidak mencukupi.

Untuk mudik, kata dia, karena liburnya dimulai pada hari Sabtu (9 Juni), penumpang diperkirakan sudah berangkat pada Jumat sore-malam atau Sabtu pagi.

Sedangkan untuk balik, karena selesai cuti tanggal 20 Juni (Rabu) diperkirakan puncak baliknya sehari sebelumnya (Selasa) hingga Rabu itu.

Sedangkan untuk yang memperpanjang cuti hingga akhir pekan, diperkirakan puncak baliknya pada hari Sabtu-Minggu (23-24 Juni).

Terkait perkiraan puncak arus mudik dan balik ini, Agus meminta pemangku kepentingan penerbangan untuk siaga dan mengantisipasi penumpukan penumpang dan penerbangan sehingga terhindar dari hal-hal yang membahayakan keselamatan penerbangan dan keamanan serta kenyamanan penumpang pesawat.

Pada puncak mudik tersebut, jumlah penumpang dan pesawat yang beroperasi bisa berkali lipat jumlahnya sehingga kapasitas penanganannya juga harus ditambah.

"Semua harus siaga dan bekerja sama dengan baik. Untuk maskapai penerbangan, diharuskan menyiapkan pesawat yang laik terbang dan personel penerbangan maupun yang di darat lebih banyak. Kalau mau menambah penerbangan ekstra, silakan mengajukan dan kami akan memprosesnya sesuai aturan yang berlaku," katanya.

Selain itu, pengelola bandara juga harus menambah personel keamanan dan yang lainnya untuk melayani penumpang, juga harus melakukan kerja sama kepada pengelola transportasi darat untuk melayani penumpang yang memakai penerbangan tambahan yang biasanya dini hari atau malam hari.

"Jika diperlukan memperpanjang waktu operasional, silakan mengajukan pada kami," ujar Agus.

Sementara untuk AirNav Indonesia, sebagai pengelola navigasi penerbangan, diharuskan menambah personel yang bertugas sehingga pelayanannya tetap terjaga pada tingkat tertinggi karena ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan.

Sedangkan bagi Otoritas Bandar Udara, harus bisa mengoordinasikan semua stakeholder di daerahnya dengan baik sesuai semboyan `Mudik Bareng Guyub Rukun'.

Tahun ini jumlah kursi pesawat yang disediakan untuk domestik 5.996.342 kursi dan internasional 1.212.670 kursi dengan total armada 541 pesawat.

Jumlah ini lima persen lebih banyak dari perkiraan jumlah penumpang yaitu 5.001.286 penumpang domestik dan 869.537 penumpang internasional, namun jumlah itu adalah total untuk 16 hari yaitu H-7 hingga H+8.

"Kalau penumpang menumpuk minta terbang di satu hari tertentu, bisa saja penerbangannya habis atau delay panjang karena tidak dapat slot terbang. Untuk itu kami mengimbau masyarakat dapat menghindari puncak-puncak mudik dan balik itu demi mendapat tingkatnkenyamanan penerbangan yang maksimal," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: