Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gaza Memanas, 16 Warga Palestina Tewas

Gaza Memanas, 16 Warga Palestina Tewas Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Gaza -

Tentara Israel membunuh sedikit-dikitnya 16 warga Palestina, yang berunjuk rasa di sekitar perbatasan Gaza pada Senin, kata petugas kesehatan.

Unjuk rasa semakin besar pada peringatan 70 tahun Israel berdiri. Masjid di Gaza menyeru warga bergabung dalam unjuk rasa bertajuk "Barisan Besar untuk Pulang", sementara di sekitar perbatasan, asap hitam membubung dari ban, yang dibakar pengunjuk rasa itu.

"Hari ini adalah hari besar, saat kami akan melintasi pagar pembatas untuk mengatakan kepada Israel dan dunia bahwa kami tidak akan menerima penjajahan," kata guru ilmu alam Gaza, Ali.

"Banyak orang mati syahid hari ini, namun dunia akan mendengar teriakan kami. Penjajahan harus dihapuskan," kata dia.

Di antara 16 korban tewas akibat tembakan tentara Israel adalah seorang anak yang masih berusia 14 tahun dan seorang pria yang duduk di kursi roda. Sekitar 500 orang juga terluka dan sedikitnya 200 di antara mereka menderita luka tembak, kata petugas kesehatan.

Hingga saat ini total kematian akibat demonstrasi yang dimulai sejak 30 Maret lalu telah mencapai 61 orang. Semuanya dari pihak Palestina.

Pembunuhan itu membuat Israel menuai kecaman internasional. Namun Amerika Serikat -- yang membuat marah Palestina dan negara-negara Arab karena memindahkan kantor kedutaan ke Yerusalem -- justru mengulang pernyataan Israel yang menuding kelompok Hamas sengaja memprovokasi kekerasan.

Kantor kedutaan baru di Yerusalem itu akan resmi dibuka pada hari ini dengan dihadiri oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin dan anak Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Ivanka Trump.

"Ini adalah hari yang mengharukan bagi rakyat Israel dan negara Israel," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sementara itu Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah mengatakan bahwa pengakuan Trump terhadap status Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah "pelanggaran nyata terhadap hukum internasional." Pihak Palestina menuntut kawasan Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara mereka di masa depan.

Pada Senin di Gaza, Israel sempat menjatuhkan pamflet berisi pesan agar warga Palestina "jangan mau dijadikan alat oleh Hamas" dengan mendekati ataupun merusak pagar di daerah perbatasan.

Namun ribuan warga Palestina tidak mengindahkan pesan itu dan berkumpul di lima titik lokasi sepanjang perbatasan.

Militer Israel mengatakan bahwa tentaranya tengah berupaya mempertahankan perbatasan dan bertindak berdasarkan aturan.

"Pesan saya kepada warga Gaza: Jangan mau diperalat oleh (Pemimpin Hamas Yahya al) Sinwar, yang mengirim anak-anak kalian untuk mengorbankan nyawa tanpa manfaat. Kami tidak akan membiarkan pagar pelindung kami dirusak," kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman.

Unjuk rasa di perbatasan Gaza akan memuncak pada Selasa, hari oleh warga Palestina disebut Nakba, yang berarti bencana. Itu adalah hari peringatan peristiwa pada 1948 saat ratusan ribu dari mereka terusir akibat Israel berdiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: