Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Diminta Naikkan Suku Bunga Acuan Lebih dari 25 Bps

BI Diminta Naikkan Suku Bunga Acuan Lebih dari 25 Bps Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya BI-7day Repo Rate pada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur hari ini, Kamis (17/5/2018). Saat ini suku bunga acuan BI berada pada posisi 4,25%.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development on Economics and FinanceĀ (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan, untuk menekan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan mencegah semakin derasnya arus modal asing keluar Indonesia, BI diharapkan menaikkan suku bunga acuannya lebih dari 25 basis poin (bps).

"Seharusnya, memang naik lebih dari 25 bps. Nanti Juni naik lagi 25 bps. Jadi, total harapannya bisa 50-75 bps BI-7days repo rate naik," ujar Bhima kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (17/5/2018).

Bhima menuturkan, dengan suku bunga acuan yang dinaikkan lebih dari 25 bps, investasi asing masih akan tertarik masuk ke Indonesia.

"Ada supply permodalan, terutama di pasar sekunder. Perusahaan bisa lebih banyak terbitkan obligasi dan saham untuk cari modal alternatif," katanya.

Dia meyakini kenaikan suku bunga acuan ini tidak akan serta-merta langsung direspons perbankan dengan mentransmisikan kenaikan suku bunga kredit. Menurutnya, bank akan sangat hati-hati menaikkan bunga kredit karena kondisinya saat ini likuiditas bank masih cukup gemuk dengan CAR 22% dan LDR di 89,6%. Dengan demikian, tidak langsung memberatkan dunia usaha dan konsumsi masyarakat.

"Jadi, implikasi kenaikan bunga acuan harapannya tidak akan kontraktif terhadap pertumbuhan kredit maupun konsumsi dalam jangka pendek," ucapnya.

Lebih jauh dikatakannya, bila kenaikan suku bunga acuan hanya sebesar 25 bps saja, dikhawatirkan efeknya tidak akan memberikan dampak besar di tengah melorotnya nilai tukar Rupiah, IHSG, dan merebaknya isu terorisme.

"Problemnya, langkah BI memang terlambat untuk naikkan bunga acuan setelah Rupiah dan IHSG melorot. Seharusnya, Maret lalu naikkan 25 bps sebagai respons naiknya Fed rate untuk tekan keluarnya dana asing," ungkapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: