Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wajah AP II: Berstandar Global, Bercorak Lokal

Wajah AP II: Berstandar Global, Bercorak Lokal Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Game Changers PT Angkasa Pura II pertama bertajuk “Differentiated Airport”. Menurut CEO AP II, Muhammad Awaluddin, bandar udara itu sesuatu yang comparable. Ketika customer terbang selama satu jam ke Changi International Airport, Singapura, setiba di sana dengan cepat membandingkan apa yang ada di sana dan tidak ada di Bandara Soekarno-Hatta. Begitu juga ketika orang melancong ke Incheon, Korea Selatan, akan segera bisa membanding-bandingkan antara Soetta dan Incheon.

“Itu sebabnya pengelolaan bandara di mana pun harus memakai standar global,” ujar Awaluddin yang menjadi CEO AP II sejak September 2016. Meski semua bandara di dunia merujuk standar global, namun sejatinya setiap bandara saling bersaing dalam hal menyajikan keunikan dengan lainnya. Disini lah pengelola bandara akan mencari kekhasan pada dirinya sendiri. Misalnya, apakah pengelola bandara akan menjadikan bandaranya sebagai heritage destination atau shopping destination.

Mencari diferensiasi yang distinctive dari 15 bandara yang dikelola AP II menjadi game changers guna bertarung menjadi the world class airport. Guna mencari diferensiasi itu, di setiap bandara mesti merujuk pada market based approach atau melihat kondisi keunikan lokal yang tidak dimiliki oleh bandara lain. Manakala keunikan diri setiap bandara sudah didapati, tinggal melakukan branding sesuai kekhasan masing-masing. 

Menurut Awaluddin, saat ini baru Bandara Soetta yang sudah membangun branding dirinya. Sebagai bandara terbesar di Indonesia dan terbesar dalam hal koneksitas di Asia Pasifik, Bandara Soetta memposisikan diri sebagai “transportation hub” yang mengedepankan pertumbuhan di bidang nonaeronautical untuk menggenjot pendapatan perusahaan. AP II juga tengah membangun hotel bandara berbintang empat di kompleks Terminal 3. Bidikan jauh Awaluddin ingin menjadikan Bandara Soetta sebagai areotropolis atau membangun kota dalam kota dengan bandara sebagai pusat kotanya. 

Ada satu bandara yang baru dikelola AP II sejak Januari 2018, yakni Blimbingsari, Banyungi, Jawa Timur, yang sejak awal dibangun sudah menyiapkan brand yang berbeda dengan bandara lainnya. Bandara Blimbingsari dipersiapkan sebagai tourism airport. Ini terkait dengan program Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang sedang menggenjot sektor pariwisata di wilayahnya. Dengan brand seperti itu, bandara pun dirancang dengan keunikan tersendiri yang mengusung tema keunikan budaya lokal mulai dari konsep desain bandaranya.

“Kami memutuskan membangun bandara yang unik, timeless, green concept, dan berciri budaya lokal sehingga eksistensi Blimbingsari tidak hanya sebagai airport, tetapi sebuah landmark baru guna menarik kedatangan turis ke Banyuwangi,”ujar Abdullah Azwar Anas. Untuk mewujudkan gambaran bandara yang diinginkan, ia menggandeng arsitek Andra Matin untuk merealisasikannya. Berbekal modal Rp40 miliar, jadilah sebuah bandara yang berkonsep eco friendly dengan atap bandara berupa rumput hijau. Wajah bandara kalau dilihat dari atas mirip dengan Udeng, penutup kepala khas Banyuwangi.

Mohit Malhi dalam sebuah working paper bertajuk “Branding Your Airport” menyatakan bahwa setiap bandara di dunia terus berbenah dengan memperbaiki prasarana infrastruktur, konektivitas yang lebih baik, dan pelayanan prima kepada para pelancong. Semua ini memberi sinyal wake up call bagi airport operator di dunia untuk mulai membangun strategi diferensiasi atas airport mereka. Manakala long term strategy sudah terbangun, dibutuhkan stamina untuk komit dalam membangun a unique airport brand.

“Di sinilah airport operator perlu menanamkan di benak consumer keunikan brand yang dibangunnya,” ujar eksekutif nonaeronautical di Delhi International Airport, India.

Membangun differentiation airport inilah yang sekarang menjadi game changers yang dimainkan manajemen AP II di 15 bandara yang dikelolanya. Wajah Bandara Soetta secara perlahan namun pasti sudah memperlihatkan perubahan dari sisi fasilitas moda transportasi dengan hadirnya skytrain antarbandara, kereta api bandara, hotel bandara yang sedang dibangun, dan suguhan apps Indonesia Airport yang bikin serasa airport on your hand, serta perbaikan kualitas layanan. Harapannya, bandara yang dikelola AP II bakal menjadi airport berstandar global dengan mengusung keunikan lokal. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: