Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertemuan Kim Jong Un dan Trump Terancam Batal, Korsel Tawarkan Jadi Mediator

Pertemuan Kim Jong Un dan Trump Terancam Batal, Korsel Tawarkan Jadi Mediator Kredit Foto: AP/Korea Summit Press Pool
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Selatan pada Kamis berniat memainkan peran penengah setelah Korea Utara mengancam membatalkan rencana pertemuan puncak dengan Amerika Serikat untuk menghapus senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Pada Rabu, Pyongyang menyatakan mepertimbangkan tidak menghadiri pertemuan dengan Amerika Serikat pada 12 Juni mendatang di Singapura. Mereka mengaku muak dengan tuntutan Washington, yang terus meminta Korea Utara menghentikan program pengembangan senjata nuklir.

Keraguan akan pertemuan puncak pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu muncul setelah Pyongyang mengecam pelatihan militer Amerika Serikat dengan Korea Selatan dan menyebutnya provokasi.

Trump juga mengakui tidak begitu yakin pertemuan dengan Kim terlaksan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha mengatakan kepada parlemen setempat bahwa tetangganya di utara dan Amerika Serikat masih berbeda sikap soal bagaima mekanisme denuklirisasi kawasan.

"Benar ada perbedaan pendapat antara metode Korea Utara dan Amerika Serikat untuk menghapus nuklir," kata Kang sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Yonhap.

Di sisi lain, istana kepresidenan Blue House mengatakan bahwa pihaknya akan lebih aktif memainkan "peran sebagai mediator" antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Trump akan menjamu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Gedung Putih pada 22 Mei ini.

"Gedung Biru berniat menyampaikan apa yang kami ketahui terkait sikap Korea Utara, lalu menyampaikan sikap Amerika Serikat kepada Korea Utara," kata pejabat istana.

Amerika Serikat dikabarkan meminta Korea Utara untuk mengirim sejumlah rudal berhulu ledak nuklir, sebuah rudal kendali antarbenua, dan beberapa bahan nuklir lainnya ke luar negeri dalam waktu enam bulan, kata surat kabar "Asahi".

Amerika Serikat akan menghapus Pyongyang dari daftar negara pendukung terorisme jika mematuhi tuntutan itu, kata surat kabar asal Jepang tersebut dengan mengutip sejumlah sumber.

"Asahi" juga melaporkan bahwa jika Korea Utara sepakat untuk menyelesaikan proses denuklirisasi dalam pertemuan puncak di Singapura, maka Washington akan memberikan jaminan bagi rezim Kim.

Sementara itu di China, diplomat utama negara tersebut, Wang Yi, mengatakan bahwa tindakan yang sudah dilakukan Korea Utara untuk meredakan ketegangan harus diapresiasi, dan semua pihak lain, terutama Amerika Serikat, harus menyambut baik peluang perdamaian ini.

Pembatalan rencana pertemuan pertama antara pemimpin Amerika Serikat dan Korea Utara dalam sejarah, akan menjadi pukulan telak bagi Trump yang berharap pertemuan tersebut menjadi prestasi diplomatik terbesarnya.

Pertemuan itu akan digelar saat Washington menerima hujan kecaman akibat memindahkan kantor kedutaannya di Israel ke Yerusalem, yang memicu kekerasan mematikan di Gaza.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: