Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Trump Tak Mau Kim Jong-un Bernasib Sama dengan Khadafi

Ini Alasan Trump Tak Mau Kim Jong-un Bernasib Sama dengan Khadafi Kredit Foto: Reuters/KCNA handout via Reuters/File Photo & Reuters/Lucas Jackson/File Photo
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis (17/5/2018) mengesampingkan penggunaan apa yang disebut "Model Libya" dalam upaya untuk mengejar denuklirisasi semenanjung Korea, dengan mengatakan bahwa itu bukan model untuk pembicaraan dengan Pyongyang.

Trump menanggapi saran oleh penasihat keamanan nasionalnya John Bolton.

"Model Libya bukanlah model yang kita miliki sama sekali, ketika kita memikirkan Korea Utara (DPRK)," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih sebelum bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Jumat (18/5/2018).

Namun, Trump juga memperingatkan bahwa 'Model Libya' kemungkinan besar dapat terjadi jika "kami tidak membuat kesepakatan."

Bolton menempatkan Pyongyang pada peringatan baru-baru ini dengan pernyataan yang menunjukkan denuklirisasi negara harus mengikuti model Libya yang dipatuhi oleh pemimpinnya Muammar Gaddafi yang telah menyerahkan senjata atom dan kemudian terbunuh dalam pemberontakan yang didukung AS.

Pyongyang menanggapi dengan tegas pada hari Rabu (16/5/2018), mengatakan bahwa negara itu mungkin mempertimbangkan kembali pertemuan puncak dengan AS yang sebelumnya telah dijadwalkan karena pernyataan yang sangat provokatif yang dibuat oleh para pejabat Amerika.

Wakil Perdana Menteri Korea Utara Kim Kye Gwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Bolton bahkan mendesak DPRK untuk meninggalkan persenjataan nuklirnya terlebih dahulu untuk menerima manfaat dari perdagangan, sikap yang serupa dengan yang diambil dengan Libya.

"Ini bukan tentang memecahkan masalah melalui dialog, tetapi dimaksudkan untuk memutar ulang tragedi Libya di DPRK," ungkapnya, dengan menambahkan bahwa Libya "telah benar-benar runtuh setelah menyerahkan nasibnya kepada negara-negara besar."

Namun, Gedung Putih tetap agak optimis terkait dengan KTT Trump-Kim mendatang di Singapura.

"Tidak ada yang berubah tentang pertemuan AS-Korea Utara," tutur Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders pada briefing harian pada hari Kamis (16/5/2018).

"Presiden sepenuhnya siap untuk mengadakan pertemuan. Tetapi jika tidak terjadi, tidak apa-apa juga. Namun, kita akan melihat apa yang terjadi selanjutnya," pungkas Sanders.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: