Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Founder Startup Alami Soal Kunci Revolusi Industri Keuangan Syariah Indonesia

Kata Founder Startup Alami Soal Kunci Revolusi Industri Keuangan Syariah Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai salah satu negara dengan pasar dari populasi muslim terbesar di dunia, Founder Alami, Dima Djani, mengaku banyak melihat peluang bisnis yang semestinya bisa digarap. Salah satunya adalah membawa citra industri jasa keuangan syariah menjadi sebuah tren dan gaya hidup bagi masyarakat muslim Tanah Air.

"Indonesia saat ini sudah memiliki puluhan layanan keuangan berbasis syariah yang seharusnya mampu mewadahi kebutuhan keuangan dan investasi masyarakat muslim Tanah Air. Namun, ironisnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah nasional di tahun 2016 masing-masing hanya sebesar 8,11% dan 11,06%," ungkap Dima, Jumat (18/5/2018) di Jakarta. 

Dima melihat solusi untuk mengakselerasi tingkat utilisasi layanan jasa keuangan syariah di Indonesia adalah dengan menarget generasi milenial. Hal ini perlu segera direalisasikan karena selama dua dekade industri keuangan syariah berdiri, belum ada pihak yang betul-betul meramu resep yang tepat agar industri ini mampu berkembang dengan pesat di Indonesia.

Sebagai seorang profesional yang sudah malang-melintang di industri perbankan internasional, Dima Djani memiliki passion yang tinggi di bidang teknologi dan ekonomi syariah. Dima melihat potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat besar untuk dikembangkan mengingat eksistensi target pasar yang terus bertumbuh.

"Semua sudah ada bahannya, namun yang meramu belum ada. Ibarat makanan, industri jasa keuangan syariah Indonesia masih hambar," ucap Dima.

Target pasar yang dimaksud Dima tersebut adalah generasi milenial, yakni kalangan masyarakat yang berada di usia produktif, melek teknologi, dan memiliki kecenderungan untuk memilih produk dengan pertimbangan nilai spiritualitas. Rasa bangga dan kebutuhan untuk menyalurkan eksistensi tersebut kemudian bisa dilihat melalui beragam perusahaan konsumer yang kini melabeli produknya dengan kata "halal" atau "alami".

Dima menilai adanya pergeseran cara pandang masyarakat terhadap brand yang diasosiasikan dengan Islam merupakan peluang positif untuk bisa diaplikasikan ke layanan jasa keuangan syariah.

"Kita melihat tren fesyen muslim, produk halal sudah memiliki pasarnya tersendiri di kalangan generasi muda Indonesia. Di sini kita bisa mengambil peluang keterbukaan pasar dengan memperkenalkan layanan dan produk keuangan syariah, tentunya lewat cara yang paling familier, yakni platform digital," tutur pria yang mengawali kariernya di divisi Corporate Investment Banking Citi Indonesia selama lebih dari tujuh tahun ini.

Mengenal karakter generasi milenial Indonesia diyakini Dima bisa menjadi kunci untuk menjaring lebih banyak konsumen untuk produk perbankan dan investasi syariah. Dima merupakan salah satu pendiri perusahaan teknologi yang fokus untuk membuka akses masyarakat ke jasa keuangan syariah yang dengan teknologi, setiap proses akuisisi nasabah bisa berjalan dengan mudah, cepat, dan aman.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: