Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demiz Sesalkan Kebijakan KPI Terkait Perannya dalam Sinetron Ramadan

Demiz Sesalkan Kebijakan KPI Terkait Perannya dalam Sinetron Ramadan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Calon gubernur Jawa Barat nomor empat, Deddy Mizwar, menyesalkan kebijakan KPI yang menghilangkan perannya dalam sinteron bulan Ramadan "Cuma di Sini" dengan alasan kental bermuatan materi kampanye Pilkada Jawa Barat 2018.

Pria yang akrab disapa Demiz ini, Sabtu (19/5/2018), di Bandung, mengatakan, langkah somasi terhadap KPI terus berjalan dengan harapan memberikan ruang bermain sinetron. Pasalnya, dirinya yang saat ini cuti dari tugas Wakil Gubernur Jawa Barat mengutamakan main sinetron sebagai mata pencaharian keluarga.

"Somasi berjalan terus. Jadi, orang tidak boleh mencari nafkah oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI? Saya 'kan cuma bisa main sinetron. Kedua, saya sebagai umat Islam tidak boleh syiar? Dakwah? Ini sangat menyedihkan," ujar Demiz.

Menurut dia, profesionalitas KPI dalam mencermati materi skenario yang ditayangkan apakah banyak bermuatan kampanye Pilgub Jabar, seharusnya dilakukan karena dalam film tersebut menggambarkan kehidupan sosial bermasyarakat Ibu Kota Jakarta.

"Semestinya semua calon kepala daerah boleh main sinetron, main film yang penting adalah kontennya tidak boleh ada kampanye. Contohnya, semua orang boleh main golf. Tapi, waktu pertandingan golf, jangan ada unsur kampanye," katanya.

"Semua orang boleh ke masjid, tapi jangan kampanye di mesjid. 'Kan di mesjid dilarang kampanye, di pesantren dilarang kampanye, tapi bukan berarti kita tidak boleh ke pesantren, ke mesjid," katanya.

Demiz menambahkan, dampak langkah KPI tidak hanya merugikan dirinya, melainkan para pemain sinetron "Cuma di Sini" sebagian jadi berhenti.

"Jadi, ini sangat diskriminatif. Cenderung ada tendensi yang merugikan sebab tidak hanya saya saja yang tidak boleh main. Ada beberapa pemain tidak bisa main dalam film saya, dia off dan penghasilannya pun off. Jadi, bukan saya saja korbannya," katanya.

Ia menegaskan, kondisi tersebut sangat disayangkan terjadi di lingkungan KPI yang di mana sinetron yang disiarkan bermuatan edukasi rohani di bulan suci Ramadan.

"Enggak ada gambaran Jawa Barat, enggak ada kampanye. Ini 'kan kota besar masyarakat urban. Inshaa Allah KPI bisa banyak belajar lagi ke depannya agar tidak menginjak-nginjak HAM, banyak merugikan orang. Yang penting bukan kalah atau menang, tapi melawan kedzaliman," ujar Demiz. (FNH/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: