Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantan Bankir Ini Ingin Gebrak Industri Keuangan Syariah

Mantan Bankir Ini Ingin Gebrak Industri Keuangan Syariah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melihat tidak seimbangnya angka penetrasi syariah dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia yang mayoritas, mantan bankir Dima Djani (30) melalui pendekatan teknologi mencoba mengubah wajah industri jasa keuangan syariah agar bisa ditransformasikan sedemikian rupa untuk dikenal dan tentunya diminati para generasi milenial yang jumlahnya sangat signifikan sebagai target pasar. 

Perjalanan kariernya diawali dengan menyelesaikan studi sarjananya di RMIT University jurusan Business Management dengan fokus di bidang entrepreneurship. Dima kemudian bergabung bersama Citi Indonesia menjadi wakil Indonesia pertama dan termuda di dunia untuk mengikuti program Citi Global Credit Program di New York, Amerika Serikat dan program pertukaran ke Citi Hong Kong. 

Perjalanan karier Dima dilanjutkan dengan menjabat sebagai Vice President di Société Générale sebagai perwakilan untuk Indonesia. Sekarang Dima tengah melanjutkan pendidikan di INSEAD untuk program Global Executive MBA.

Dengan pengalaman profesional lebih dari sepuluh tahun di bidang ekonomi, perbankan, investasi, dan teknologi, Dima berhasil membawa kesuksesan IPO Garuda Indonesia dengan nilai transaksi mencapai US$526 juta. Selain itu, pengalaman profesionalnya yang berfokus di bidang M&A, treasury, acquisition financing di berbagai industri mulai dari energi, pertambangan, infrastruktur, telekomunikasi, media, dan industri konsumer membawa Dima menjadi salah satu advisor yang diperhitungkan di dalam negeri.

"Generasi milenial sebagian adalah mereka yang ada di usia produktif atau lebih dikenal dengan milenial. Beberapa tahun ke depan, Indonesia akan mengalami lonjakan bonus demografi di mana kelas milenial akan menjadi tulang punggung ekonomi negara. Sejak dini mereka perlu mendapat akses dan edukasi yang berkelanjutan untuk mengenal ragam jenis layanan keuangan dan investasi," kata Dima, Jumat (18/5/2018) di Jakarta. 

Pentingnya mengenal beragam instrumen keuangan dan investasi baik yang konvensional maupun syariah bermanfaat untuk menyeimbangkan market share nasional agar stabilitas ekonomi makro bisa terus terjaga. Menimbang dari segi populasi, data BPS menyebutkan generasi mileial di Indonesia setara dengan 30% total populasi. 

Dima memandang dengan jumlah di atas, perlahan pasar konsumen muslim mulai terbentuk bahkan selama sepuluh tahun terakhir di mana masyarakat mulai mempertimbangkan unsur religius yang sayangnya masih berorientasi pada produk konsumsi seperti fesyen, kecantikan, dan makanan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: