Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Suku Bunga untuk Redam Gejolak Rupiah

Kenaikan Suku Bunga untuk Redam Gejolak Rupiah Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengakui kenaikan suku bunga acuan BI-7day Repo Rate menjadi 4,5 persen dilakukan untuk meredam depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dalam beberapa waktu terakhir.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, kenaikan suku bunga juga demi menjaga inflasi sesuai target yang ditetapkan. Untuk tahun ini bank sentral menargetkan inflasi berada pada level 3,5 plus minus satu persen secara year on year (yoy).

"Dalam banyak hal BI ingin meyakini adanya depresiasi atau ekspektasi depresiasi yang dapat menimbulkan risiko kepada inflasi," kata Agus belum lama ini di Jakarta.

Agus menambahkan, BI tak ingin depresiasi rupiah memberi tekanan terhadap inflasi. Apalagi menurut Agus, BI tak hanya mengandalkan kebijakan suku bunga saja akan tetapi melalui bauran kebijakan lainnya.

"Kita tidak ingin depresiasi berdampak ke inflasi sehingga kita respon dengan bauran kebijakan. Dan kita yakini bauran kebijakan ini dapat menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global," jelas dia.

Kebijakan menaikan suku bunga, lanjut dia, juga dilakukan secara terukur memperhatikan berbagai risiko yang ada. Namun Agus meyakini kenaikan ini tetap mendukung terciptanya stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.

Sebelumnya, BI menetapkan suku bunga acuan naik 25 basis poin (bps) dari 4,25 persen. Kenaikan ini diikuti dengan kenaikan suku bunga deposit facilty menjadi 3,75 persen dan lending facility 5,25 persen berlaku efektif sejak 18 Mei 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: