Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pinjam Kutipan Buya Hamka, Jokowi: Kemunduran Negara Karena Kekusutan Jiwa

Pinjam Kutipan Buya Hamka, Jokowi: Kemunduran Negara Karena Kekusutan Jiwa Kredit Foto: Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Padang -

Presiden RI Joko Widodo meminjam kutipan Buya Hamka untuk mengingatkan masyarakat akan ancaman kemunduran negara karena kemunduran budi dan kekusutan jiwa.

Presiden di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin menilai kondisi bangsa saat ini yang sering terbawa hasutan dan isu tidak benar, apalagi mendekati tahun politik mulai terlihat seperti gambaran Buya Hamka tersebut.

Presiden mengatakan itu saat meresmikan gedung sekolah SMP, SMA, dan rumah susun di Pondok Pesantren Modern Prof Dr Hamka II, Padang, Senin (21/5/2018).

Menurutnya masyarakat harus berfikir positif dan tidak mudah termakan isu supaya tidak menghabiskan energi dengan adu argumen yang tidak produktif, karena berpotensi memundurkan negara.

Isu seperti seperti presiden adalah PKI atau anak pengusaha China Singapura masih tetap ada menjelang pemilu, padahal itu tidak benar.

Ia mengimbau agar kecenderungan berpikir negatif yang masih ada di tengah masyarakat saat ini harus dihindari dan diubah untuk mengedepankan pikiran positif untuk kemajuan bangsa.

Dalam kunjungan ke Sumbar itu, Presiden meresmikan gedung SMP, SMA dan rumah susun di Pondok Pesantren Modern Prof. Dr. Hamka II di Jalan Palarik, Kecamatan Koto Tengah, Padang.

Pembangunan dilakukan atas perintah presiden pada Kementerian PUPR sejak setahun lalu dan merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mendorong pesantren sebagai pusat pengembangan karakter bangsa.

Rumah susun tiga tingkat tersebut dilengkapi dengan 108 unit tempat tidur bertingkat dan 108 unit lemari pakaian yang terbuat dari kayu.

Rumah susun ini dibangun dengan tipe barak. Setiap lantai terdiri atas unit-unit berukuran kecil sebanyak 14 unit yang dapat menampung 28 santri, dan dua unit besar yang dapat menampung 44 santri, sehingga setiap lantai dapat diisi oleh 72 santri. Dengan adanya tiga lantai untuk rumah susun tersebut, total dapat ditampung 216 santri.

Nama pondek pesantren itu diambil dari tokoh bangsa asal Sumbar, Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah yang memiliki nama pena Hamka.

Ia lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun.

Hamka adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia melewatkan waktunya sebagai wartawan, penulis dan pengajar.

Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar.

Namanya juga disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: