Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebutuhan Uang Lebaran di Jambi Meningkat 12,14 Persen

Kebutuhan Uang Lebaran di Jambi Meningkat 12,14 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jambi -

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi memproyeksikan kebutuhan uang (outflow) di daerah itu selama Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1439 H sebesar Rp2,27 triliun atau meningkat 12,14 persen dari tahun sebelumnya.

"Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut, Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi mempersiapkan uang tunai dengan jumlah yang mencukupi, baik dari sisi nominal maupun denominasi," kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi, Bayu Martanto di Jambi, Senin.

Bayu menyebutkan hingga pertengahan Mei 2018 realisasi outflow atau penarikan uang oleh perbankan di kota Jambi termasuk dropping kas titipan Bank Indonesia (Muarobungo, Kualatungkal dan Sarolangun) adalah sebesar Rp927,703 miliar atau 41,15 persen dari proyeksi kebutuhan uang.

Bayu menjelaskan, Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi telah bekerjasama dengan 35 kantor bank umum di Kota Jambi untuk melayani kebutuhan dan penukaran uang kepada masyarakat tanpa dipungut biaya dengan waktu operasional setiap hari kerja mulai pukul 09.30-13.00 WIB, yang dimulai sejak 16 Mei hingga 7 Juni 2018 mendatang.

Sedangkan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi melakukan pelayanan penukaran uang pecahan kecil melalui kas titipan di tiga lokasi yakni PT Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Muarobungo, PT Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Kualatungkal, Tanjungjabung Barat dan PT BPD Jambi Kantor Cabang Sarolangun.

Kemudian kata Bayu juga ada layanan mobil kas keliling Bank Indonesia dan Bank Umum yakni BNI, BRI, Mandiri, Bank Jambi, BNI Syariah dan Maybank dalam pelayanan penukaran uang pecahan kecil.

Sebab itu kata Batu, BI mengimbau masyatakat hendaknya melakukan penukaran uang rupiah di loket resmi yang telah ditetapkan tersebut agar terhindar dari peredaran uang palsu, pemotongan atau pengenaan biaya dalam penukaran.

Kemudian masyarakat diminta berhati-hati dalam melakukan transaksi tunai. Teliti uang rupiah yang diterima dengan teknik dilihat, diraba dan diterawang (3D).

Masyarakat juga diminta memperlakukan dan merawat rupiah dengan baik dan erhati-hati dalam membawa uang tunai yang cukup besar guna menghindari perampokan, pencurian dan sebagainya.

"Masyarakat juga diharapkan meningkatkan penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) untuk menghindari risiko membawa uang tunai dalam jumlah besar," kata Bayu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: