Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

RAPP Siagakan 1.080 Petugas FERT Cegah Kebakaran Hutan

RAPP Siagakan 1.080 Petugas FERT Cegah Kebakaran Hutan Kredit Foto: RAPP
Warta Ekonomi, Jakarta -

RAPP menyiagakan 1.080 petugas Fire Emergency Response Team (FERT) dalam menghadapi musim kemarau tahun ini. Tim tersebut dilengkapi sejumlah peralatan canggih seperti pompa air, drone, CCTV, helikopter, hingga kapal amfibi untuk mengamankan konsesi dari ancaman karhutla.

Head of Corporate Communications Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), Djarot Handoko, mengatakan RAPP menyiapkan berbagai langkah dan strategi pemantauan, pendeteksian, dan peredaman ancaman kebakaran lahan dan hutan (karhutla) pada dan sekitar area konsensi. Ia menyampaikan RAPP memiliki kekuatan 1.080 petugas FERT dengan kemampuan di atas rata-rata yang terbagi ke dalam 82 tim.

"Para petugas sebelumnya telah melalui serangkaian pelatihan, seperti strategi serta teknik pemantauan dan pemadaman api di lapangan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Djarot menjelaskan tim tersebut dilengkapi oleh 492 pompa air yang disebar di seluruh area konsensi, termasuk dua helikopter dan dua waterboat. Selain itu, RAPP memiliki 39 menara dan 50 kamera tersembuyi (CCTV) dan membekali FERT dengan 30 drone guna melakukan pendeteksian ke area yang sulit ditembus dengan daya terbang hingga 100 meter.

Selain berinvestasi pada peralatan dan perlengkapan pemadaman kebakaran hingga US$6 juta, ia menyampaikan RAPP berkomitmen untuk menerapkan pencegahan yang melibatkan masyarakat sekitar konsesi. Salah satu program unggulan RAPP yakni Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program/FFVP) yakni program pendekatan multipemangku kepentingan untuk mencegah karhutla. Program ini diinisiasi oleh RAPP sejak tahun 2014 silam.

"Dalam menjalankan program tersebut, RAPP menggandeng sejumlah LSM lingkungan sebagai mitra seperti Rumah Pohon, Blue Green, dan Laskar Alam," sebutnya.

Ia menyampaikan FFVP terus mengalami kemajuan signifikan dilihat dari jumlah desa yang mengikuti program tersebut. Pada tahun 2014, ada sekitar empat desa yang terdaftar sebagai peserta. Pada tahun 2015, jumlah desa peserta melonjak menjadi 18 desa dan pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan sembilan desa.

Kesuksesan FFVP lainnya terlihat dari penurunan tingkat insiden kebakaran secara drastis. Pada tahun 2014, area yang terbakar mencapai 0,18% dari total area yang dicakup. Sedangkan pada tahun 2015 hingga 2017 turun masing-masing menjadi 0,01%; 0,07%; dan 0,03%.

"Selain itu, RAPP melakukan pendampingan kepada desa yang telah berhasil mengikuti FFVP melalui program Desa Tangguh Api (Fire Resilient Village Programme) yang bertujuan untuk tetap membantu masyarakat dalam menerapkan prinsip-prinsip dan pembelajaran pada FFVP," sebutnya.

Disampaikan, program ini FFVP memiliki lima elemen utama, yakni

1. No Burn Village Rewards - Pemberian insentif kepada desa yang berhasil terbebas dari api;

2. Village Fire Crew Leader - Perekrutan dan pelatihan pemimpin kru desa peserta program;

3. Agriculture Assistance - Pemberian bantuan pertanian kepada masyarakat setempat, seperti penyediaan traktor di desa-desa peserta sebagai metode alternatif pembukaan lahan perkebunan;

4. Community Fire Awareness - Sosialisasi bahaya pembakaran lahan dan hutan, termasuk ke sekolah sekolah;

5. Air Quality Monitoring - Pemantauan kualitas dan kondisi air di wilayah desa setempat.

Tercatat, RAPP merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang menerapkan program ini di mana secara langsung melibatkan masyarakat sekitar. Total sudah 27 desa yang terlibat dalam FFVP. Melihat kesuksesan FFVP, sejumlah perusahaan turut mengadopsi program ini untuk diterapkan di area operasionalnya masing-masing yang kemudian tergabung dalam Fire Free Alliance (FFA).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: