Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Zulhas: Negara Maju Kalau yang Ngurusnya Benar, Jokowi?

Zulhas: Negara Maju Kalau yang Ngurusnya Benar, Jokowi? Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Manado -

Maju-tidaknya sebuah bangsa tergantung kemampuan para pemimpinannya mengelola potensi yang ada, termasuk sumber daya manusianya.

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, bangsa bisa maju atau tidak, akan tergantung yang 'ngurus'.

"Kalau 'ngurus'nya benar akan bisa maju," kata Zulkifli Hasan dalam sosialisasi Empat Pilar MPR dan "'Roadshow Seminar Motivasi 'Spirit Of Indonesia' Kami Indonesia" di Universitas Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (22/5/2018).

Zulkifli mengatakan, potensi suatu bangsa atau negara berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia. Yang terpenting adalah kemampuan mengelola sumber daya manusia agar berkualitas.

Contoh Singapura tidak memiliki sawah dan pertambangan tetapi bisa maju. Bisa pula dibandingkan "income" perkapita Korsel dengan Korut.

"Jadi tergantung bagaimana 'ngurus'nya," katanya.

Yang terpenting, kata Zul, pendidikan dan ilmu pengetahuan dimiliki warganya. Selain itu nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Yang tidak kalah penting dalam kemajuan bangsa adalah keberanian termasuk berani ambil inisiatif.

Di sisi lain, kemajuan sebuah bangsa dan negara adalah identitas kebangsaan. "Kalau identitas kebangsaan kita tidak diketahui, alamat bangsa kehilangan identitas," katanya.

Dia mengatakan, identitas kebangsaan harus dipahami. Kalau masyarakat kehilangan identitas, maka kehilangan jati diri dan berbahaya bagi masa depan bangsanya.

Kalau masyarakat kehilangan identitas kebangsaan maka sebuah walaupun sudah merdeka tetapi tak berdaulat. "Perkuat identitas agar tak kehilangan jati diri sebagai bangsa. Harus diperkokoh," katanya.

Dia mengatakan, menjadi pejabat juga harus kokoh keimanan dan mentalnya. Kalau keimanan dan mental tak kuat bisa jual aset dan SDA pertambangan.

Akibatnya muncul kekhawatiran bahwa negara merdeka tetapi tanpa berdaulat, katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: