Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dalam Tiga Bulan, Merdeka Copper Produksi 28.661 oz Emas

Dalam Tiga Bulan, Merdeka Copper Produksi 28.661 oz Emas Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada kuartal I 2018 telah memproduksi emas sebanyak 28.661 oz emas dan 19.727 oz perak dengan harga jual rata-rata emas US$1.334/oz dan perak US$17/ oz. Alhasil, Perseroan mengantongi penjualan sebesar US$74,5 juta dengan laba bersih sebesar US$25,1 juta sepanjang tiga bulan pertama 2018.

"Pencapaian ini lebih rendah dari rata-rata dikarenakan curah hujan tinggi yang kerap dikaitkan dengan musim penghujan tahunan," ujar Direktur Utama MDKA, Adi Adriansyah Sjoekri, di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Meski begitu, Adriansyah optimis pada 2018 produksi emas Perseroan bakal meningkat menjadi 155.000 oz–170.000 oz emas.

Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa tenaga kerja yang terlibat dalam proyek tambang ini mencapai 2.099 orang dengan 99% di antaranya adalah warga negara Indonesia dan 1% ekspatriat. Dari jumlah tenaga kerja, 60% berasal dari Kabupaten Banyuwangi, termasuk sekitar 38% dari Kecamatan Pesanggaran setempat. 

Menurutnya, anak usaha Perseroan yakni PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku pemegang konsesi dan atau izin pengelolaan lahan tambang emas Tujuh Bukit per kuartal I 2018 mencatat 7,5 juta jam kerja bebas dari cedera kerja berkat pelaksanaan sistem operasional kerja yang ketat dan disiplin. 

"PT Merdeka Cooper berkomitmen untuk mengoptimalkan sumber daya lokal, khususnya masyarakat yang berada di sekitar areal tambang. Selain itu, MDKA melalui BSI berperan aktif menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan telah menjangkau sekitar 42.000-an warga, khususnya yang berada di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, lokasi Tambang Emas Tujuh Bukit berada," ujar Adi.

Sekadar informasi, sepanjang 2017 MDKA meraih penjualan sebesar US$132,71 juta dengan laba bersih US$43,1 juta. Sementara pada 2016, Merdeka masih mencatat rugi US$2,8 juta karena Tambang Tujuh Bukit belum berproduksi.

Tahun 2017 merupakan momentum penting bagi MDKA untuk menjadi perusahaan tambang nasional kelas dunia. Pasalnya, Merdeka berhasil mencapai tahap produksi dalam waktu dua tahun sejak pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. 

"Kami bersyukur berhasil mewujudkan komitmen kepada para investor bahwa dua tahun setelah IPO Merdeka sudah dapat berproduksi. Ini merupakan pencapaian yang bagus dan menunjukkan kapasitas perusahaan sangat kompetitif dan kompeten di industri tambang dunia," tambahnya.

Adi menjelaskan, produksi tambang Tujuh Bukit juga didukung oleh efisiensi yang optimal didukung sejumlah faktor di antaranya karena teknologi penambangan yang menggunakan metode pengolahan low energy heap leach

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: