Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selain Ulama, BI Sulsel Gandeng Pendeta Tekan Inflasi

Selain Ulama, BI Sulsel Gandeng Pendeta Tekan Inflasi Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Bank Indonesia (BI) menunjukkan komitmennya dalam pengendalian inflasi di Sulsel, terkhusus selama bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 1439 H. Bank sentral terus melakukan komunikasi ekspektasi dengan berbagai pihak guna menekan inflasi agar tidak 'menggila'.

Setelah sebelumnya bekerjasama dengan ulama dan mubalig melalui Majelis Ulama Indonesia, BI Sulsel kini menggandeng pendeta melalui Asosiasi Pendeta Indonesia (API). Pelibatan pendeta itu ditandai dengan silaturahmi dengan API Sulsel di Kota Makassar, Selasa, (22/5/2018).

Deputi Direktur BI Sulsel, Aryo Setyoso, mengatakan pihaknya menaruh perhatian besar terhadap pengendalian infasi. Musababnya, tekanan inflasi yang tinggi akan berdampak buruk pada stabilitas daerah. Mulai dari menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat hingga perekonomian daerah.

"Kami dari BI Sulsel menggandeng pendeta di Sulsel agar mensosialisasikan kepada umat atau masyarakat agar tidak belanja berlebihan. Salah satu faktor tingginya tekanan inflasi selama Ramadan itu ya peningkatan konsumsi masyarakat dan pedagang yang cenderng menaikkan harga," ujar Aryo.

Gencarnya upaya BI menekan inflasi selama Ramadan, Aryo menyebut karena tekanan inflasi tertingginya sering terjadi sepanjang momen tersebut. BI Sulsel berusaha menjaga inflasi selama Ramadan agar pertumbuhan secara bulanan di bawah 1 persen dan secara tahunan di bawah 5%. 

Langkah strategis lainnya yang diambil BI bersama TPID Sulsel dalam mengantisipasi tekanan inflasi selama bulan Ramadan dan Idul Fitri adalah berfokus pada aspek 4K. Rinciannya yakni menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi ekspektasi. 

Direktur BI Sulsel, Dwityapoetra Soeyasa Besar, sebelumnya menyampaikan pelibatan pemuka agama merupakan upaya untuk memperkuat komunikasi ekspektasi. BI meyakini pemuka agama memiliki peran strategis dalam mengedukasi masyarakat agar tidak belanja/konsumsi secara berlebihan selama Ramadan.

"Ulama, mubalig, media dan GenBI punya peran strategis menyampaikan dan mengedukasi masyarakat agar tidak belanja secara berlebihan. Juga bagi para pedagang atau penjual agar menjual dengan harga yang wajar serta tidak menimbun barang dagangan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: