Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Harusnya Setop Aksi Koboi terhadap Korut

Trump Harusnya Setop Aksi Koboi terhadap Korut Kredit Foto: John Sommers II
Warta Ekonomi, Jakarta -

Suasana positif ke arah perdamaian di Semenanjung Korea terganggu. Seperti sudah diduga sebelumnya, gangguan terutama datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara, Teguh Santosa, menuturkan Trump harus menghentikan aksi koboi, termasuk komentar-komentarnya yang memprovokasi dan merendahkan.

"Trump tetap menggunakan retorika yang menyudutkan Korea Utara. Berbagai diksi yang disampaikan pejabat-pejabat pemerintahannya menyakiti telinga dan perasaan Korea Utara," tulis Teguh dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Menurut Teguh yang juga merupakan Sekretaris Komite Reunifikasi Damai Korea Wilayah Asia Oceania, latihan perang antara Korea Selatan dan Amerika Serikat di kawasan perbatasan sedikit banyak juga berdampak pada kelanjutan pembicaraan damai. Akibat tersebut termasuk rencana pembicaraan antara Kim Jong Un dan Donald Trump.

Latihan perang bernama Max Thunder 2018 itu melibatkan persenjataan dan peralatan tempur canggih kedua negara, termasuk pengerahan pesawat pengebom nuklir B-52 Stratofortress dan pesawat tempur anti radar F-22 Raptor.

"Korea Utara sudah memperlihatkan komitmen mereka meredakan ketegangan. Mereka setuju denuklirisasi dan sudah menjadwalkan penutupan fasilitas nuklir. Tetapi, sudah barang tentu mereka juga tidak mau menjadi sitting duck. Peredaan ketegangan adalah tanggung jawab kedua pihak," ujar Teguh lagi.

Teguh melanjutkan, Korea Utara tidak mau dianggap berada di bawah tekanan AS. Keinginan Korea Utara konsisten, tidak ingin ada pihak lain yang menginterfensi pembicaraan damai.

"Bagi Korea Utara, latihan militer Korea Selatan dan AS di perbatasan adalah ancaman nyata terhadap kedaulatan dan keselamatan Koreu Utara," demikian Teguh.

Teguh mengirimkan pernyataannya dari Venezuela di sela kesibukan memantau proses Pemilu di negara itu. Teguh menjadi bagian dari tim pemantau pemilu internasional yang diundang Dewan Pemilihan Nasional (CNE) Venezuela.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: