Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkolaborasi dengan Masyarakat Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

Berkolaborasi dengan Masyarakat Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan Kredit Foto: APRIL
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk memastikan wilayah konsesi terbebas dari kebakaran hutan dan lahan, APRIL bekerja dalam kerangka partnership dengan berbagai pemangku kebijakan seperti NGO, pemerintah, polisi, militer, dan BNPB.

Fire Prevention Manager APRIL, Sailal Arimi, mengatakan pihaknya juga melibatkan masyarakat desa yang tinggal di sekitar wilayah hutan konsesi sebagai garda terdepan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Hal ini diwujudkan oleh APRIL dalam Fire Free Village Program (FFVP) atau Desa Bebas Api. Ia menjelaskan FFVP memiliki lima proyek utama yang terdiri dari Desa Bebas Api, Village Crew Leader, Bantuan Pertanian, Masyarakat Peduli Api, dan monitoring kualitas udara. Seluruh proyek di dalam FFVP dipantau langsung oleh Carbon Conservation.

Sailal menjelaskan APRIL memberikan apresiasi sebesar Rp100 juta bagi desa peserta FFVP yang berhasil mencegah kebakaran hutan. Selain itu, APRIL memberikan penghargaan sebesar Rp50 juta apabila desa peserta FFVP mampu mencegah kebakaran lahan di bawah dua hektare. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun infrastruktur desa.

Pada tahun 2017, salah satu desa yang berhasil memperoleh apresiasi sebagai desa yang bebas dari kebakaran lahan adalah Desa Langgam. Secara umum, tren penghargaan Desa Bebas Api terus meningkat setiap tahun dari 33% di tahun 2015 menjadi 83% pada tahun 2017.

"Dengan adanya penghargaan ini, hubungan antara masyarakat desa dengan APRIL tumbuh secara positif dan dapat menghasilkan kolaborasi yang baik," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Tercatat, pada tahun 2017 terdapat sembilan desa baru di Provinsi Riau yang ikut serta di dalam FFVP sehingga secara total terdapat 27 desa yang ikut serta dalam program ini dengan total area sebanyak 622.122 hektare. Selain itu, luas wilayah yang terbakar mengalami penurunan signifikan yaitu sebesar 42,6% dari 390,6 hektare menjadi 159,3 hektare di tahun 2017.

Selanjutnya, kolaborasi antara APRIL dan masyarakat desa sekitar wilayah konsesi juga diwujudkan dalam program Village Crew Leader. Program ini menjadikan penduduk desa sebagai crew leader yang bertanggungjawab melakukan patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah konsesi. Crew Leader ini juga dibekali dengan kemampuan penanganan kebakaran hutan dan menjadi contact point antara APRIL dan desa untuk terus menyuarakan kebijakan pembukaan lahan tanpa pembakaran. Tercatat, jumlah crew leader meningkat dari sembilan di tahun 2015 menjadi 27 di tahun 2017.

"Dengan jumlah yang banyak maka datang juga tantangan pengelolaan khususnya di wilayah hutan konsesi yang luas," sebutnya.

Namun demikian, dengan adanya teknologi seperti WhatsApp dalam ponsel pintar, pelaporan dan penyebaran informasi menjadi lebih mudah sehingga para crew leader mampu bekerja dan berkoordinasi dengan efektif dalam upaya mencegah kebakaran hutan di wilayah konsesi.

APRIL juga terus berkolaborasi dengan masyarakat desa di sekitar wilayah konsesi melalui pemberian bantuan di sektor pertanian. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kebakaran lahan dengan pendapatan masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian. Melalui program ini, masyarakat diajak untuk menerapkan metode pembukaan lahan tanpa bakar yang paralel dengan kebijakan utama APRIL. Bantuan yang diberikan di antaranya penyediaan peralatan pembukaan lahan, pendanaan, dan pendidikan terkait praktik pertanian yang berkelanjutan. Program ini berkontribusi positif terhadap komitmen APRIL untuk terus mencegah kebakaran lahan dan hutan konsesi di dalam kerangka FFVP.

"Penghargaan adalah kailnya, tetapi sektor pertanian adalah kuncinya," tegasnya.

Selain itu, APRIL terus berkolaborasi dengan masyarakat melalui program community awareness untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Melalui program ini, APRIL menekankan pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui pemasangan banner, baliho, penyebaran flyer, termasuk juga sosialisasi di institusi pendidikan dan lainnya.

Pada tahun 2017, berbagai sarana (baliho, spanduk, flyer) dipasang di wilayah hutan lahan konsesi yang rawan terbakar. APRIL juga mengganti berbagai sarana tersebut yang mengalami kerusakan. Untuk di institusi pendidikan, sosialisasi pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu program yang penting di dalam kerangka FFVP.

Sejak FFVP diimplementasikan, sudah terdapat 51 sekolah dasar (SD) yang mendapat sosialisasi dan sebanyak 30 SD lainnya ikut serta pada tahun 2017. Sosialisasi ini dilakukan dalam bentuk diskusi interaktif, workshop, dan pengajaran. Melalui pendekatan di sekolah dasar maka fondasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat ditanamkan sejak dini.

Terakhir, deteksi dini melalui alat monitoring kualitas udara memiliki peran yang juga penting apabila mendekati level yang berbahaya. Selain berperan sebagai alat deteksi, alat monitoring kualitas udara juga dapat digunakan sebagai pengumpul data yang nantinya dapat bermanfaat bagi para pemangku kebijakan.

"Secara keseluruhan, masyarakat dapat menerima manfaat dengan merasakan perubahan yang nyata dari semua program FFVP sehingga tidak saja kualitas udara meningkat, tetapi juga titik kebakaran dapat sepenuhnya dieliminasi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: