Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jual Perhiasan di Jepang, Indonesia Catat Transaksi US$90 Ribu

Jual Perhiasan di Jepang, Indonesia Catat Transaksi US$90 Ribu Kredit Foto: Kemendag
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perhiasan Indonesia yang dibuat dengan tangan (handmade) berhasil menarik minat para pengunjung pameran perhiasan International Jewellery Kobe (IJK) ke-22 pada 16–18 Mei 2018 lalu di Kobe, Jepang. Dari pameran ini, Paviliun Indonesia mencatatkan transaksi dan potensi transaksi lebih dari JPY10 juta (US$90 ribu).

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka, Ichwan Joesoef, menuturkan Kementerian Perdagangan RI melalui ITPC Osaka bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI Osaka memfasilitasi 12 merek perhiasan lokal Indonesia dalam pagelaran IJK 2018 kali ini. Merek lokal Indonesia yang berpartisipasi dalam IJK 2018 adalah Dientje Art Stone, D.RU., Elleyhan Jewellery, From Tiny Islands, HS Silver, Leginayba, MITA, Noverika, Oaksva Jewellery, Runa Jewellery, SSS Silver, dan Suardana Silver.

"Merek-merek tersebut masuk ke dalam kategori perusahaan perhiasan spesialis kerajinan mutiara dan kerang, batu mulia, perak, filigree perak, manik-manik, dan perhiasan etnik," tutur Ichwan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Ichwan mencatat, Jepang adalah negara maju yang pertumbuhannya positif dengan tingkat daya beli masyarakat yang tinggi. Salah satu indikatornya yaitu lonjakan ekspor perhiasan dari Indonesia ke Jepang. Ekspor perhiasan Indonesia ke Jepang melonjak dengan tren 92,49% dalam lima tahun terakhir.

Di tahun 2016, nilai ekspor perhiasan Indonesia ke Jepang US$666 juta, dan pada 2017 US$1,02 milliar. Indonesia menempati posisi ke-4 pangsa pasar perhiasan Jepang yaitu 9,29%, setelah Amerika Serikat, Korea, dan Afrika Selatan. 

Jepang, tambah Ichwan, memiliki daya tarik sebagai pasar perhiasan dari seluruh dunia. Hal ini terlihat dari tren nilai impor perhiasan di Jepang yang meningkat dalam tiga tahun terakhir. Dengan nilai impor tahun 2017 sebesar US$11,05 milliar, Jepang merupakan negara importir perhiasan peringkat ke-7 di kawasan Asia Pasifik. Impor perhiasan Jepang juga naik signifikan pada kuartal pertama 2018, sebesar 44,16% dibanding periode yang sama tahun 2017.

Pameran IJK 2018 diikuti oleh 580 peserta pameran dan 12.600 buyer. Dari buyer tersebut, terdapat 4.000 buyer yang rutin hadir tiap tahunnya, didominasi oleh wholesaler, baik lokal Jepang maupun mancanegara seperti China, Korea, dan India. IJK sendiri diasosiasikan sebagai tempatnya perhiasan mutiara dan batu mulia yang menjadi acuan di Jepang. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: