Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Stabilkan Rupiah Jadi Prioritas Utama Perry Warjiyo

Stabilkan Rupiah Jadi Prioritas Utama Perry Warjiyo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Stabilitas nilai tukar rupiah menjadi prioritas utama Gubernur BI yang baru, Perry Warjiyo. Dalam jangka pendek, Perry mengaku mempunyai sejumlah strategi untuk stabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah kelewat jauh dari nilai fundamentalnya.

"Itu prioritas kami dalam jangka pendek. Nilai tukar yang tertekan itu lebih banyak karena tekanan eksternal. Kondisi kami itu cukup baik. Inflasi 3,5%, akhir tahun kita perkirakan 3,6%, core inflastion lebih rendah 3,2%. Jadi, tetap terjaga stabilitas harga," kata Perry di Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Perry berujar, langkah jangka pendek pertama untuk stabilkan rupiah ialah memprioritaskan kebijakan moneter untuk stabilisasi kurs melalui kombinasi kebijakan suku bunga dan intervensi ganda.

Mengutip Bloomberg, Rabu (23/5/2018) nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,47% menjadi Rp14.209 per dolar AS. Sementara situs Bank Indonesia mencatat, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terdepresiasi 0,09% ke level Rp14.192 per dolar AS.

Langkah berikutnya ialah melakukan intervensi ganda untuk menstabilkan, menyuplai foreign exchange, serta membeli surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder.

"(Hingga kini) supply foreign exchange dan beli SBN sekunder kami beli 50 triliun SBN asing. Kami terus beli agar bisa lebih stabilitas kurs. Lebih front loading," katanya.

Langkah ketiga, Perry juga akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah, OJK, untuk langkah bersama menstabilkan kurs rupiah seperti lelang SBN dan buy back serta lainnya.

Kemudian, dalam waktu dekat ia berencana untuk bertemu dengan kalangan perbankan serta pelaku usaha. Pertemuan itu bertujuan untuk meyakinkan dua kalangan tersebut ihwal pentingnya menjaga stabilitas keuangan dan membentuk persepsi positif dalam kondisi perekonomian saat ini.

"Kami juga akan bertemu dengan perbankan dan dunia usaha yang banyak bergerak dalam devisa. Hal itu untuk meyakinkan mereka bahwa stabilitas monoter itu penting," tukasnya.‎‎

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: