Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pantau Pasar Adat di Bali, Mendag Tersengsem

Pantau Pasar Adat di Bali, Mendag Tersengsem Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menyampaikan kekagumannya saat memantau Pasar Desa Adat Pecatu di Bali pada Jumat (25/5/2018).

Menurut Enggar, pembangunan pasar ini tetap mempertahankan kearifan lokal yang terlihat dari bentuk bangunannya. Pernyataan ini disampaikan saat mengunjungi pasar tersebut dalam rangkaian kunjungan kerja ke Bali yang berlangsung hari ini, Jumat (25/5). 

“Pasar Desa Adat Pecatu adalah salah satu pasar yang dalam pembangunannya tetap menjaga arsitektur lokal. Dengan kekhasan budayanya, saat berada di pasar ini sangat terasa nuansa Balinya,” kata Enggar dalam keterangan yan diterima di Jakarta, Jumat (25/5/2018).

Tidak hanya itu, Enggar juga menyampaikan apresiasinya atas kebersihan pasar yang senantiasa terjaga. “Tingkat kebersihan di Pasar Desa Adat Pecatu juga sangat tinggi. Setiap tempat disediakan air untuk mencuci sehingga membuat pasar tetap higienis,” ungkapnya. 

Pasar Desa Adat Desa Pecatu adalah pasar yang relatif baru yang dibangun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Badung. Pasar yang diresmikan Bupati Badung pada 28 Februari 2018 ini merupakan relokasi dari pedagang-pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan. Pasar ini memiliki 48 los yang terdiri atas pedagang sayur, buah, bumbu dan sarana upacara agama dan kuliner; 12 los khusus pedagang bapok; serta 18 kios.

Selain meninjau kondisi Pasar Desa Adat Pecatu, Enggar juga memantau harga barang kebutuhan pokok (bapok) selama bulan puasa dan menjelang Lebaran.

Enggar menyampaikan, walaupun pasar ini relatif kecil dan bukan merupakan pasar pantauan bapok, kunjungan ke pasar ini dimaksudkan untuk mengecek mata rantai hingga ke pasar yang kecil. Hasil pantauan menunjukkan harga bapok terkendali dan bahkan turun.

“Harga bapok di pasar yang besar yang merupakan pasar pantauan saat ini menunjukkan penurunan. Namun, penurunan harga ternyata tidak hanya terjadi di pasar pantauan saja, tetapi juga pasar yang kecil. Ini sangat menggembirakan,” ungkap Enggar.

Dari hasil pantauan, Enggar menyampaikan tidak terjadi gejolak harga untuk komoditas gula pasir dan minyak goreng di pasar ini. Untuk beras, saat ini harganya Rp8.950/kg, atau di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan.

“Di pasar ini, Bulog telah melakukan penetrasi pasar untuk beras medium dengan harga jual ke konsumen Rp8.950/kg. Harga beras juga akan terus diturunkan hingga mencapai Rp8.950 seperti yang telah diputuskan dalam Rapat koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar harga beras terus diturunkan,” jelas Mendag.

Untuk harga daging ayam, harganya tercatat sebesar Rp35.000/kg dan telur ayam Rp23.000/kg. Untuk kedua komoditas itu memang masih terjadi fluktuasi harga dikarenakan kurangnya suplai.

“Untuk menurunkan harga daging ayam, Pemerintah telah meminta perusahaan integrator untuk menyuplai ayam ke pasar-pasar rakyat di seluruh daerah di Indonesia. Hasilnya, harga ayam di Pasar Desa Adat Pecatu yang semula mencapai Rp38.000/kg kini mulai turun di kisaran harga Rp35.000- Rp36.000/kg. Diharapkan nantinya harga ayam akan mencapai Rp33.000/kg sesuai patokan yang telah ditentukan untuk wilayah Bali,” jelasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: