Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Pengusaha Indonesia yang Sukses Tancapkan Bisnis di Singapura

Ini Pengusaha Indonesia yang Sukses Tancapkan Bisnis di Singapura Kredit Foto: Irvin's Salted Egg
Warta Ekonomi, Jakarta -

Makanan khas Singapura dengan brand Irvin's Salted Egg ternyata dimiliki oleh Irvin Gunawan, pengusaha asal Indonesia lulusan Monash University Australia jurusan Commerce dan IT. Saat memulai bisnis makanan di Singapura, salted-egg snack tidak ada dalam menunya. “Waktu itu aku baru saja balik ke sini (Singapura) dan ingin punya restoran sendiri. Lalu di tahun 2008 aku membuka restoran Irvin’s yang pertama di River Valley. Aku cari chefnya, interview, food tasting dan ternyata chef yang datang memiliki keahlian di salted egg. Jadi kita masukkan ke dalam menu. Sepertinya kita beruntung karena resepnya langsung cocok dengan selera pelanggan,” cerita Irvin, yang lahir di Jakarta, 23 Juni 1985. 

Menurur Irvin, awalnya hanya salted egg crab kemudian tercipta pula salted egg chicken, mushroom, tofu. Lalu kita buat salted egg potato chips dan salted egg fish skin. 

"Yang dua itu terkenal banget, orang ternyata suka. Customer restoran suka minta takeaway, lalu kita buat made-to-order. Lama-lama kita pikir kenapa nggak kita buat di toples jadi kalau orang mau takeaway ya tinggal ambil aja tanpa perlu menunggu kita masak lagi," tambahnya.

Dengan bisnis yang semakin berkembang, sang adik, Ircahn, seorang fotografer professional, ikut bergabung. Dengan hadirnya outlet terbaru mereka di Terminal 3 Changi Airport, Irvin’s Salted Egg mengukuhkan diri sebagai salah satu oleh-oleh yang paling dicari di Singapura. 

Tidak banyak yang tahu bahwa keduanya berasal dari Indonesia. “Kita pindah ke Singapura karena Papa dan Mama (pindah kerja ke Singapura). Jadi Singapura sudah menjadi rumah kedua bagi kita sejak tahun 1997/1998,” jelas Ircahn yang kelahiran 27 Februari 1989 ini.

Mereka mengaku bahwa tiga tahun terakhir ini adalah blessing karena tidak menyangka bahwa snack salted egg yang mereka produksi ternyata meledak dan populer. 

“Bisnis F&B biasanya menghilang dalam 1 atau 2 tahun, dan digantikan dengan yang selanjutnya. Kita berharap bisa terus bertahan dengan menjaga kualitas produk. Jadi orang tidak hanya setahun dua tahun lalu pindah ke makanan lain. Kita berharap juga bisa menambal produk, tidak hanya dua. Kita harap dalam 5 tahun mendatang kita masih berbisnis dengan baik,” ujar Irvin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: