Bukan Ahli Finance Bisa Jadi Sebab Bisnis Gagal?

Berbicara entrepreneur maka yang harus ada dalam benak adalah menguasai semua hal dalam bisnisnya, mulai dari teknis produksi hingga manajemen keuangan atau pembukuan. Kekurangan entrepreneur di Indonesia adalah bukan orang finance atau tidak memiliki background finance sama sekali sehingga yang seringkali terjadi adalah dia tidak bisa membedakan antara cashflow dan profit, tidak bisa membedakan uang pribadi dengan uang kantor.

Lyra Puspa, Founder Vanaya Coaching International, mengatakan bahwa pernyataan di dalam mata kuliah kewirausahaan atau di dalam materi-materi kewiirausahaan yang menyatakan ciri-ciri wirausaha adalah siap menerima risiko adalah pernyataan yang salah. Karena menurutnya, yang benar adalah siap menerima risiko yang terukur. Bagi Lyra, segala sesuatu di dalam bisnis harus terukur. Seorang pengusaha harus memahami besaran kerugian  ang dialami untuk kemudian membuat sebuah perencanaan finansial yang lebih baik ke depannya.

Entrepreneur yang tidak memahami finance akan kesulitan dalam menjalankan bisnisnya. Menurut Lyra, ia akan bertemu dengan permasalahan yang sama secara berulang. Maka dari itu,perlahan mulailah belajar finance, minimal business finance.

"Tidak perlu memahami jurnal, biar saja orang yang membuat jurnal. Tetapi, minimal bisa membaca jurnal," ujar Lyra kepada Warta Ekonomi.

Lyra juga meyakini bahwa entrepreneur yang besar sudah pasti menguasai ilmu finance atau mahir dalam hal perhitungan. Kesalahan yang sering terjadi pada pengusaha pemula adalah mereka menganggap ini tidak terlalu penting karena menurut mereka persoalan finance bisa mencari ahlinya. Padahal, ketidakmampuan dalam bidang finance akan berpotensi membuat bisnis jalan di tempat. Ketika bisnis tidak berjalan dengan baik, kebanyakan dari mereka kurang menyadari bahwa sumber permasalahannya adalah di ranah finance. Maka dari itu, para entrepreneur harus berusaha untuk jeli dan menguasai urusan finance apa pun bidang bisnisnya.