Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu: APBN Sebagai Instrumen Jaga Stabilitas

Menkeu: APBN Sebagai Instrumen Jaga Stabilitas Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya untuk mempertahankan kredibilitas, kesehatan dan ketahanan APBN agar dapat menjadi instrumen utama kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas perekonomian.

"Pemerintah memahami bahwa perekonomian Indonesia masih dibayangi ketidakpastian. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mempertahankan kredibilitas, kesehatan dan ketahanan APBN," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Sri Mulyani hadir dalam rapat paripurna untuk membacakan tanggapan pemerintah terhadap pandangan umum fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal dalam rangka Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2019.

Ia menjelaskan pemerintah telah dan akan terus melakukan reformasi fiskal untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang saat ini didukung oleh membaiknya kinerja investasi maupun ekspor.

Namun, tambah dia, kredibilitas fiskal melalui instrumen APBN tidak bisa berjalan sendiri, karena membutuhkan dukungan dari stabilitas perekonomian yang kondusif.

Menurut Sri Mulyani, melihat kondisi terkini, stabilitas perekonomian harus didahulukan daripada mengejar pertumbuhan ekonomi.

"Pemerintah akan terus melakukan koordinasi intensif dengan otoritas moneter dan sektor jasa keuangan dalam melakukan langkah-langkah stabilisasi perekonomian domestik," jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Sri Mulyani menyakini bauran kebijakan untuk stabilisasi yang didukung oleh upaya reformasi struktural secara berkelanjutan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah maupun panjang.

"Sejalan dengan hal tersebut, kami mengapresiasi pandangan mengenai perlunya penyusunan APBN yang kredibel untuk menjaga kepercayaan dunia usaha," tambah dia.

Menurut rencana, penyusunan RAPBN 2019 akan dilakukan dengan asumsi dasar makro antara lain pertumbuhan ekonomi 5,4%-5,8%, inflasi 2,5%-4,5% dan nilai tukar rupiah Rp13.700-Rp14.000 per dolar AS.

Asumsi dasar makro lainnya adalah suku bunga SPN 3 bulan 4,6%-5,2%, harga ICP minyak 60 dolar AS-70 dolar AS per barel, lifitng minyak bumi 722 ribu-805 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.210 ribu-1.300 ribu barel setara minyak per hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: