Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rudiantara Klaim Konten Radikalisme Berkurang

Rudiantara Klaim Konten Radikalisme Berkurang Kredit Foto: Leli Nurhidayah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan konten terkait radikalisme di media sosial telah menurun sejak pekan lalu karena pemberitaan dan unggahan mengenai hal tersebut juga menurun.

"Sekarang sudah menurun, secara total yang sudah diblok dari media sosial atau situs totalnya lebih dari 4.000 sampai 30 Mei 2018," ujar Rudiantara ditemui usai Buka Bersama di Gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Tren penurunan dikatakan Rudiantara terjadi mulai pada 21 Mei 2018, sebelumnya konten berkaitan dengan radikalisme yang terjaring sekitar 400 konten per hari, sementara kini sudah jauh menurun menjadi sekitar 40 konten per hari.

Sedangkan jumlah keseluruhan konten yang tersisir dan masih memerlukan verifikasi sebanyak 20 ribu.

Ada pun dari sebanyak 4.078 konten radikal yang telah diblok sampai 30 Mei 2018, hampir setengahnya dari platform media sosial Facebook dan Instagram dan sisanya tersebar di platform yang lainnya.

Menkominfo menegaskan meski konten radikal di media sosial telah menurun, penyisiran dan verifikasi terus dilakukan.

"Sekarang sudah menurun, tetapi menurun tidak boleh membuat kita abai dan lalai. Penyisiran dan verifikasi tetap dilakukan, tadi saya katakan sisir verifikasi ini ada 20 ribuan," ucap dia.

Selain terus melakukan penyisiran konten berbau radikal, Kominfo juga bekerja sama dengan Polri untuk penegakan hukum di dunia nyata serta keperluan Polri menangkap pelaku penyebaran konten berkaitan dengan aksi teror.

Rudiantara mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarluaskan konten, baik foto, gambar dan video yang berkaitan dengan paham radikalisme dan aksi teror.

"Saya selalu bilang jejak digital itu bukan seumur hidup, tapi seumur-umur. Maka posting lah yang positif-positif, jangan main-main dengan jejak digital, ini bukan seumur hidup, ini seumur-umur, orang sudah meninggal, juga masih ada," ujarnya.

Masyarakat pun diminta melaporkan kepada Kominfo atau langsung kepada platform apabila menemukan konten yang dinilai meresahkan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: