Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Naik BUKU, Bank Artos Bakal Rights Issue Rp78 M

Mau Naik BUKU, Bank Artos Bakal Rights Issue Rp78 M Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan berencana merealisasikan rencana tersebut pada kuartal empat tahun ini.

"Kami targetkan dana Rp78 miliar dan pada tahun 2020 juga kami akan melakukan lagi dengan target dana sebesar Rp110,78 miliar," kata Sekretaris Perusahaan ARTO, Deddy Triyana, di Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya, rights issue digelar perseroan untuk masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II pada lima tahun mendatang. Untuk itu, pihaknya tengah melakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan efek untuk menjadi penjamin pelaksana emisi efek.

"Dalam rigths issue, tidak menutup kemungkinan akan ada investor strategic sehingga akan cepat jadi bank BUKU II," jelasnya.

Ia menjelaskan niatan menjadi BUKU II itu sejalan dengan dorongan regulator perbankan terkait konsolidasi perbankan nasional. "Salah satunya dengan memperkuat modal atau merger," ujar dia.

Untuk diketahui, BUKU II adalah bank dengan modal inti lebih dari Rp1 triliun hingga Rp5 triliun. Sedangkan ARTO sampai hingga akhir 2017 tercatat memiliki inti sebesar Rp135 miliar.

"Kami harap modal inti akhir 2018 mencapai Rp211 miliar atau naik 56,30%," ungkapnya.

Sementara, dari sisi permodalan sangat memadai untuk mendukung ekspansi usaha di tahun 2018. CAR perseroan pada akhir tahun 2017 tercatat sebesar 21,04%. Pencapaian CAR ini masih jauh di atas minimum ketentuan regulator atau dengan kata lain perseroan masih memiliki ruang yang cukup besar untuk bertumbuh.

"Dengan tambahan dana Rp78 miliar dari rigths issue maka CAR menjadi 27,72% di tahun 2018 ini," tambahnya.

Pada tahun ini perseroan akan berfokus pada pertumbuhan dana berimbang yang disertai dengan akselerasi pertumbuhan kredit melalui pemilihan sektor pembiayaan yang tepat, dengan tujuan untuk memaksimalkan rentabilitas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendukung strategi tersebut adalah dengan melakukan inovasi produk dan program pemasaran yang mampu bersaing dengan situasi industri perbankan saat ini.

"Kami akan menambah tenaga pemasaran kami baik di sisi pendanaan maupun perkreditan disertai dengan inovasi produk dan program pemasaran seperti top-up program, referral program, dan cross-selling program," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: