Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

JNE Bahas Penyelamat Perekonomian Nasional

JNE Bahas Penyelamat Perekonomian Nasional Kredit Foto: JNE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri kreatif diproyeksikan menjadi penopang utama ekspor Indonesia pada masa mendatang di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital. Pada saat yang sama, industri logistik juga ikut tumbuh positif karena pemindahan barang dari produsen ke konsumen akhir membutuhkan logistik yang efisien dan tepat waktu.

Hal itu mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) JNE Kumpul Bareng Kawan Pers Nasional (JNE Keren) II bertema "Logistik Zaman Now: Bersaing Secara Global dengan Industri Kreatif" yang digelar di Grand Mercure Setiabudi Bandung, (31/5/2018).

"JNE sejak awal beroperasi mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk diorbitkan di  tingkat nasional," kata VP of Marketing JNE, Eri Palgunadi.

Hadir sebagai pembicara Ketua Kadin Jawa Barat, Agung Suryamal; pelaku industri kreatif entrepreuner sekaligus selebgram Rima Bawazier; VP Marketing JNE, Eri Palgunadi; Chairman Supply Chain Indonesia, Setijadi; dan Kepala Subdirektorat Pengembangan Kota Kreatif Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Slamet Aji Pamungkas. 

Pada Agustus tahun ini, lanjut Eri, JNE bekerja sama dengan salah satu marketplace akan memilih sepuluh UMKM guna dibina agar bisa maju di level nasional hingga internasional.

"Kuncinya adalah user. Selama ini, barang yang dijual online sekitar 7%-10% barang yang dijual produk sendiri, sedangkan 90% merupakan produk luar negeri," paparnya. Eri juga mengatakan pihaknya membangun basis data pelanggan melalui JNE Loyality Card (JLC). 

Dengan JLC, dia bisa mengetahui kebiasaan pelanggan dalam mengirimkan barang sekaligus bagaimana melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

"Meskipun cuma sebuah kartu, tapi kami bisa tahu kebiasaan pelanggan," paparnya. 

Kepala Subdirektorat Pengembangan Kota Kreatif Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Slamet Aji Pamungkas, menyatakan, beberapa contoh negara yang sukses meletakkan ekonomi kreatif sebagai penopang perekonomiannya adalah Amerika Serikat. Negara Paman Sam itu memiliki catatan nilai ekspor ekonomi kreatif mengalahkan nilai ekspor senjata.

Oleh karena itu, dia menyatakan pemerintah bakal mendorong monetisasi produk ekonomi kreatif di kancah global. Salah satu yang diusulkan Badan Ekonomi Kreatif adalah mengampanyekan tahun 2025 Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia.

"Dan Bandung akan diusulkan sebagai kota fesyen busana muslim di Indonesia," paparnya. 

Entrepreneur fesyen sekaligus selebgram Rima Bawazier menyatakan hasil karya desainer busana muslim Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan karya desainer asal luar negeri. Saat mewakili Indonesia dalam pameran di Chicago AS yang disponsori Badan Ekonomi Kreatif pada 2016, dia mengatakan hasil karya busana muslim miliknya banyak dikagumi warga AS keturunan Timur Tengah.

"Menurut mereka, ini desainnya unik dan menarik dan berani menggunakan banyak warna," tegasnya. 

Ketua Kadin Jawa Barat, Agung Suryamal, berharap Indonesia memiliki merek sendiri yang mendunia bersanding dengan merek tas Hermes dan lainnya.

"Saya kira produk tas asli Garut tak kalah kualitasnya dengan tas merek terkenal lainnya," jelasnya. 

JNE Kumpul Bareng Kawan Pers Nasional kedua dihadiri oleh jurnalis dan blogger dari kota Bandung dan sekitarnya. Sebelumnya, acara yang sama sudah digelar di Jakarta mengambil tema "Evaluasi 3 Kebijakan Penanganan Macet di Jalan Tol Cikampek-Jakarta" dengan menghadirkan Menhub, Budi Karya Sumadi; Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Bambang Prihartono; Chairman Supply Chain Indonesia, Setijadi; Wakil Ketua Asperindo, Budi Paryanto; dan Presdir JNE, Mohamad Feriadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: