Posko ESDM: Sistem Kelistrikan Nasional Aman

Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) selaku koordinator posko nasional ESDM menyatakan secara umum sistem kelistrikan nasional berada pada kondisi aman terkendali.

Ketua BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan beban puncak nasional selama periode masa posko Hari Raya Idul Fitri 2018 berada di bawah daya mampu nasional.

"Beban puncak nasional tertinggi terjadi pada H-15 atau 31 Mei 2018 sebesar 34.720,23 megawatt (MW) dan beban puncak nasional terendah terjadi pada H-14 atau 1 Juni 2018 sebesar 28.001,53 MW." di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (4/6/2018).

Lanjutnya, Selama masa posko Hari Raya Idul Fitri 2018 terdapat daerah yang mengalami kondisi defisit listrik yaitu Lombok pada 2 Juni 2018.

"Kondisi itu disebabkan gangguan di PLTU Jeranjang Unit 1 dan 3 dan PLTU LED Unit 1 dan 2 namun pada 3 Juni 2018 kondisi normal kembali." katanya lagi.

Selain itu, terdapat beberapa wilayah yang sering mengalami status siaga yaitu Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan Barat, Kalimantan Sealatan dan Tengah, Kalimantan Timur dan Utara.

Status siaga merupakan status di mana cadangan operasi lebih kecil dari pembangkit terbesar pada wilayah distribusi tersebut. Diperlukan perhatian lebih pada wilayah-wilayah yang masuk dalam kondisi siaga tersebut.

"Permasalahan yang terjadi di sektor ketenagalistrikan yaitu selama masa posko Hari Raya Idul Fitri 2018 adalah gangguan pada 2 Juni 2018 di PLTU Jeranjang Unit 1 dan 3 dan PLTU LED Unit 1 dan 2. Pada 3 Juni 2018 kondisi normal kembali." ujarnya.

Kemudian terjadi gangguan kabel bawah tanah penyulang Teluk Pulau pada 3 Juni 2018, pukul 00:51 WITA. Pada hari yang sama kabel bawah tanah telah diganti dan energize pada pukul 16.00 WITA.