Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Razan al-Najar, Sang 'Malaikat Penjaga' Demonstran Palestina di Gaza

Mengenal Razan al-Najar, Sang 'Malaikat Penjaga' Demonstran Palestina di Gaza Kredit Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa/File Photo
Warta Ekonomi, Gaza -

Razan al-Najar dikenal sebagai perawat medis Palestina berusia 21 tahun yang ditembak mati oleh seorang penembak jitu Israel selama protes pada hari Jumat.

Bagi orang tuanya, ia adalah seorang putri tercinta yang meninggal hanya beberapa ratus meter dari rumahnya di Khan Younis, dekat pagar yang memisahkan Gaza dari Israel.

Pada hari Sabtu (2/6/2018), ribuan orang turun ke jalan-jalan di kota Gaza untuk menghadiri pemakaman Razan al-Najar sang dokter muda.

Jalan-jalan dan tiang lampu yang mengelilingi rumah Razan sekarang dihiasi dengan gambarnya yang tersenyum.

Ayahnya, Ashraf al-Najar, membawa awak media menaiki tiga tangga dan masuk ke apartemen mereka. Anggota keluarga yang lain, rumah kecil mereka sekarang dipenuhi dengan pelayat, duduk dengan tidak percaya terhadap kematian Razan.

Ibu Razan, Sabreen, berpakaian serba hitam, dengan tak henti-hentinya memegangi rompi medis yang dibasahi darah putrinya. Itu adalah rompi yang menurut Razan akan melindunginya.

Dia memberi tahu kita bahwa Razan telah menjadi sukarelawan sejak awal protes, dia pun bekerja tanpa bayaran.

"Saya takut padanya, tetapi Razan mengatakan kepada kami bahwa dia tidak takut, dia merasa berkewajiban membantu dan jelas mengenakan rompi medis," tuturnya, sebagaimana dikutip dari CNN, Senin (4/6/2018).

Sabreen mengatakan putrinya "mungkin kecil, tapi dia kuat, dan satu-satunya senjatanya adalah rompi medisnya."

Ashraf duduk di samping istrinya dalam keadaan sunyi seolah tidak percaya jika putrinya telah tiada, dan sering kali hanya mengangguk setuju ketika diajak berbicara.

"Saya dilindungi oleh rompi saya," dia akan memberi tahu ibu dan ayahnya sebelum pergi keluar untuk membantu, "Tuhan bersama saya, saya tidak takut," ungkap Sabreen.

Kematian Razan al-Najar muncul setelah beberapa Minggu aksi protes warga Palestina, yang dikenal sebagai Great March of Return, di mana lebih dari 100 demonstran Palestina telah tewas oleh timah panas militer Israel.

Dia adalah pekerja medis kedua yang gugur di Gaza. Lebih dari 200 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki kematiannya, dengan menambahkan jika "IDF terus bekerja untuk menarik pelajaran operasional dan mengurangi jumlah korban di wilayah pagar keamanan Jalur Gaza."

"Saya menginginkan keadilan bagi Razan," tutur Sabreen sambil menarik gumpalan kain kasa medis dari saku rompi putrinya.

"Ini senjatanya! Aku ingin dunia tahu ini adalah senjata Razan al-Najar dan apakah ini identitas seorang teroris?" dia bertanya secara retoris, seraya mengangkat kartu identitas putrinya yang dikenakannya saat kematiannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: