Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peningkatan Konsumsi Ikan Jadi Solusi Kurangi Ketergantungan Impor

Peningkatan Konsumsi Ikan Jadi Solusi Kurangi Ketergantungan Impor Kredit Foto: Antara/Saiful Bahri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa manfaat peningkatan konsumsi ikan di tengah masyarakat juga bermanfaat dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"Mari kita makan ikan sehingga ketergantungan kita terhadap produk-produk dari luar (impor) bisa lebih rendah," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Rifky Effendi Hardijanto, Senin.

Menurut dia, hal tersebut karena ikan juga merupakan sumber protein dengan komponen impor yang rendah dibandingkan telur ayam ras atau ayam ras itu sendiri.

Hal tersebut, lanjutnya, karena pakan yang digunakan untuk peternakan ayam umumnya masih menggunakan pakan impor.

"Indonesia punya potensi besar di sektor perikanan baik tangkap maupun budidaya," kata Dirjen PSDKP KKP.

Rifky juga menuturkan, dengan demikian maka semakin banyak makan ikan bisa mengurangi impor, misalnya pakan yang juga dibarengi program pakan ikan mandiri.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan nelayan di Tanah Air dapat dimudahkan akses pemasaran sehingga berbagai ikan hasil tangkapan mereka juga dapat dengan mudah diekspor ke pasar global.

"Saya amanahkan pemasaran untuk para nelayan yang utama. Saya tidak ingin mendengar nelayan tidak bisa memasarkan hasil tangkapannya," kata Menteri Susi di Jakarta, Selasa (22/5).

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati mengatakan distribusi komoditas perikanan di Tanah Air baik ke domestik maupun global harus berpihak kepada kepentingan nelayan kecil.

Menurut Susan, dalam rantai produksi perikanan Nusantara masih kerap ditemukan bahwa pihak yang menguasai modal besar adalah mereka yang menguasai pasar.

Sedangkan nelayan kecil, katanya, masih menjadi seperti kaum marjinal atau terpinggirkan karena mereka tidak memiliki modal yang besar.

Para nelayan tersebut, menurut dia, juga mengalami kebingungan untuk menjual ikan mereka ke pasar yang lebih luas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: