Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Meningkat, Inflasi Mei 2018 Lebih Rendah Secara Historis

Meski Meningkat, Inflasi Mei 2018 Lebih Rendah Secara Historis Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2018 tetap terkendali atau berada dalam kisaran sasaran 3,5±1% (yoy). Inflasi IHK pada Mei 2018 mencapai 0,21% (mtm), meningkat dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,10% (mtm) seiring datangnya bulan Ramadan.

Meskipun mengalami peningkatan, inflasi IHK pada Mei 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata IHK bulan Ramadan empat tahun terakhir yang sebesar 0,63% (mtm).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan, secara bulanan, peningkatan inflasi IHK pada bulan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola musimannya.

"Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan Mei, inflasi IHK telah mencapai 1,30% (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,23% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,41% (yoy)," ujar dia di Jakarta, Senin (4/6/2018).

Terkendalinya inflasi IHK didukung oleh stabilnya inflasi inti yang tercatat sebesar 0,21% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,19% (mtm), namun lebih rendah dari rata-rata inflasi inti bulan Ramadan empat tahun terakhir sebesar 0,32% (mtm).

"Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah kelompok makanan jadi dan minuman serta sandang sejalan dengan bulan Ramadan. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,75% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan lalu sebesar 2,69% (yoy)," jelas Agusman.

Menurut Agusman, terkendalinya inflasi inti hingga Mei 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar agar sesuai dengan fundamentalnya.

Kelompok volatile food pada Mei 2018 kembali mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Kelompok volatile food kembali mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm) setelah mencatat deflasi 0,29% (mtm) pada bulan sebelumnya. Inflasi tersebut sejalan dimulainya bulan Ramadan pada minggu ke-2 Mei 2018 meskipun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi volatile food pada Ramadan dalam empat tahun terakhir sebesar 1,59% (mtm).

"Inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras dan telur. Sementara komoditas cabai merah, bawang putih, beras, dan cabai rawit mencatat deflasi seiring dengan stabilnya pasokan. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat sebesar 4,33% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,08% (yoy)," kata Agusman.

Sementara inflasi administered prices pada Mei 2018 mencapai 0,27% (mtm), sedikit lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,24% (mtm). Inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan inflasi angkutan udara menjelang libur hari raya Idul Fitri. Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 3,61% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,04% (yoy).

"Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan BI dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat terutama sebagai antisipasi meningkatnya inflasi volatile food," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: