Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 5,2%

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 5,2% Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Dunia (World Bank) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi hanya 5,2% dari perkiraan sebelumnya 5,3%. Proyeksi terbaru tersebut didasarkan pada berlanjutnya gejolak di pasar keuangan global dan gangguan terhadap perdagangan internasional.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rodrigo A. Chaves, mengatakan, fundamental ekonomi makro yang kuat di Indonesia terus memberikan penyangga yang kokoh terhadap peningkatan gejolak global. Selain itu, manajemen ekonomi yang baik telah menjaga inflasi tetap terkendali dan tingkat utang hanya sekitar setengah dari ambang batas hukum.

"Prospek ekonomi Indonesia terus positif. Akibat dari pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat serta arus perdagangan moderat, pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan akan tetap meningkat seiring menguatnya permintaan domestik dari 5,1% pada 2017 menjadi 5,2% pada 2018," kata Rodrigo dalam peluncuran laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) berjudul "Learning More, Growing Faster" edisi Juni 2018 yang dipublikasikan, Rabu (6/6/2018), di Jakarta.

Ia mengatakan, perekonomian Indonesia terus berkembang dengan cepat pada kuartal I/2018 yang didorong oleh investasi yang kuat. Pertumbuhan PDB riil turun menjadi 5,1% pada kuartal I/2018 atau lebih rendah dari 5,2% pada kuartal IV/2017.

"Harga komoditas global yang lebih tinggi mendorong investasi yang lebih kuat, terutama pada mesin, peralatan, dan kendaraan. Akibatnya, modal tetap tumbuh paling cepat dalam lebih dari lima tahun," tambahnya.

Pertumbuhan investasi pada mesin yang lebih tinggi juga menyebabkan peningkatan impor lebih lanjut yang tumbuh dua kali lebih cepat dari pada ekspor sehingga memberatkan pertumbuhan.

Sementara itu, defisit neraca berjalan berkurang di kuartal I karena defisit perdagangan jasa menyusut tajam. Defisit neraca berjalan berkurang menjadi 2,1% dari PDB pada kuartal I dari 2,3% PDB pada kuartal IV/2017, sebagian akibat kedatangan wisatawan asing yang lebih tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: