Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rasio Peredaran Uang Palsu Menurun di Ramadan 2018

Rasio Peredaran Uang Palsu Menurun di Ramadan 2018 Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menyatakan rasio peredaran uang rupiah palsu menurun menjadi tiga lembar uang palsu pada satu juta lembar uang asli, atau 1.000.000:3 pada pekan ketiga Ramadan atau Mei 2018.

Rasio itu lebih sedikit dibandingkan pada Ramadan 2017 yang sebanyak sembilan lembar uang palsu pada satu juta lembar uang rupiah asli atau 1.000.000:9.

"Kenapa terjadi penurunan? Karena BI memperkuat koordinasi dengan penegak hukum untuk memberikan efek jera kepada pelaku uang palsu, kami ingin menindak tegas. Akhirnya, enggak ada laporan dari kepolisian terkait uang palsu," kata Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi, di Jakarta, Rabu (6/6/2018)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi, menambahkan, jumlah peredaran uang palsu terus menurun drastis dalam tiga tahun terakhir, khususnya di daerah-daerah yang rawan dengan peredaran uang palsu seperti Pulau Jawa.

"Pada 2016 rasio uang palsu adalah 1.000.000:13, kemudian menurun di 2017 menjadi 1.000.000:9, dan kini 1.000.000:3. Ini hasil koordinasi dengan kepolisian setelah ada penegakan hukum yang kuat," jelas dia.

Selain penguatan koordinasi dengan aparat penegak hukum, tingkat pengetahuan masyarakat terkait uang palsu juga semakin meningkat. Salah satunya sosialisasi untuk menerka keaslian uang dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang.

BI mengimbau masyarakat untuk menukarkan uang baru guna kebutuhan perayaan Lebaran pada tempat atau loket resmi yang disiapkan BI ataupun perbankan. Ini diharapkan agar peredaran uang palsu dan juga beban biaya untuk penukaran bisa dihindari.

Terdapat 2.076 titik penukaran uang kartal dari BI dan perbankan yang disebar di seluruh Indonesia. Lokasi penukaran itu bisa ditemukan di kantor kas BI, kantor perbankan, maupun tempat-tempat umum seperti Monumen Nasional dan Museum BI di Jakarta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: