Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kian Moncer, Indeks Manufaktur RI Tertinggi dalam 23 Bulan

Kian Moncer, Indeks Manufaktur RI Tertinggi dalam 23 Bulan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi bisnis pada sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan tren positif. Dalam laporan indeks manajer pembelian (purchasing manager index/PMI) yang dirilis Nikkei dan Markit, PMI manufaktur Indonesia naik dari 51,6 pada April menjadi 51,7 pada Mei 2018.

Survei PMI dilakukan Nikkei melalui jajak pendapat dengan beberapa manajer pembelian di perusahaan manufaktur Indonesia. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kenaikan tertinggi selama 23 bulan terakhir ini menunjukkan pergerakan industri manufaktur nasional yang semakin ekspansif. Hal ini didorong permintaan baru yang mengalami pertumbuhan paling cepat sejak Juli 2014.

"Di samping itu, produksi manufaktur dalam negeri terus menunjukkan kenaikan selama empat bulan terakhir dan menjadi periode perluasan usaha yang terpanjang sejak lima tahun silam," kata Airlangga di Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Airlangga menambahkan bahwa selama ini pihaknya fokus menjalakan program hilirisasi industri yang konsisten memberikan efek berantai terhadap perekonomian nasional. Dampak positif itu antara lain peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

"Kami juga aktif mendorong peningkatan nilai investasi dan ekspor terutama di sektor manufaktur," ujarnya. Upaya ini diyakini mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional serta dapat menciptakan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Kementerian Perindustrian mencatat, total investasi industri manufaktur (PMA dan PMDN) pada kuartal I 2018 mencapai Rp62,7 triliun. Sektor pengolahan ini mampu memberikan kontribusi yang besar bagi seluruh nilai investasi di Indonesia.

"Rata-rata kontribusi investasi di sektor industri selama periode tahun 2011-2017 mencapai 45,8%," ujarnya.

Sementara itu, pada kuartal I 2018, industri manufaktur mencatatkan nilai ekspor sebesar US$32 miliar atau naik 4,5% dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu di angka US$30,6 miliar.

Bahkan, industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak berdasarkan sektor usaha utama pada periode Januari-April 2018. Sumbangan sektor manufaktur ini mencapai Rp103,07 triliun dengan mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 11,3%.

"Jadi, pelaku industri kita telah menunjukkan kepatuhannya sebagai wajib pajak," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: