Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramadan, Perilaku Konsumen Dorong Kenaikan Belanja Iklan

Ramadan, Perilaku Konsumen Dorong Kenaikan Belanja Iklan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menurut data Nielsen Advertising Intellegence (Ad Intel), perubahan pola konsumsi dan perilaku konsumen selama bulan Ramadan 2018 rupanya membuat para pengiklan dari kategori produk tertentu meningkatkan aktivitas beriklannya di media. Pada bulan Ramadan, konsumen lebih banyak membeli produk dari kategori makanan dan minuman, perabot rumah tangga, pakaian, dan produk yang berhubungan dengan traveling.

Executive Director Media Business Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, menuturkan, kategori-kategori yang mengalami peningkatan biasanya adalah yang memang berhubungan dengan kebiasaan di bulan Ramadan atau Lebaran sebagai respons dari pengiklan untuk memanfaatkan peluang yang tercipta di market.

"Bahkan beberapa kategori produk seperti sirup atau sarung hanya fokus beriklan menjelang bulan Ramadan hingga Lebaran sepanjang tahunnya,” ungkap Hellen dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (7/6/2018).

Berdasarkan hasil survei Nielsen Holdings Plc (NYSE: NLSN), keinginan untuk tampil beda di Hari Raya dan adanya dana THR juga mendorong keinginan konsumen untuk membeli perangkat smartphone baru atau bahkan melakukan upgrade kendaraan.

Selama bulan Ramadan, ditemukan adanya peningkatan kepemilikan smartphone sebesar 7% dan juga rencana untuk membeli smartphone mengalami peningkatan 4 kali lipat. Selain itu, kepemilikan mobil meningkat 21% dan rencana untuk membeli mobil juga meningkat 3,5 kali lipat.

Kegunaan produk-produk seperti penyegar mulut, susu kental manis, teh celup, kopi instan, dan mi instan di bulan Ramadan menjadikan produk-produk yang termasuk dalam kategori tersebut muncul di setiap daftar belanja konsumen.

Berdasarkan kategori produk yang aktivitasnya meningkat pesat pada jeda iklan (commercial break) selama minggu pertama Ramadan di antaranya adalah layanan online dengan belanja iklan sebesar Rp223 miliar (meningkat 76% dibandingkan dengan periode sebelum Ramadan).

Kategori lain yang mengalami peningkatan adalah kategori jus dan sirup dengan total belanja iklan Rp101 miliar, meningkat sangat tinggi sebesar 447%. Kategori minuman siap minum menjadi kategori yang meningkat juga dengan total belanja iklan Rp70 miliar dan tumbuh 110%.

Kategori material bangunan juga meningkat pesat dengan total belanja iklan Rp66 miliar dan pertumbuhan mencapai 114%.

Untuk penempatan iklan dalam program (In-Program Ads), jumlah tayangan iklan dari kategori kopi dan teh meningkat sebesar 29%; kategori komunikasi meningkat sebesar 77%; tekstil & garmen (didominasi oleh produk sarung) meningkat sebesar 294%. Kategori material bangunan juga mengalami peningkatan sebesar 294% dan Kategori Produk Obat Antasida mengalami peningkatan hingga 1563%.

Jika melihat iklan radio di periode Ramadan 2017, belanja iklan yang terbesar datang dari industri layanan online sebesar 18,8 miliar (meningkat 46% dibandingkan periode sebelum Ramadhan) kemudian disusul oleh produk kategori petroleum seperti oli dan bahan bakar kendaraan dengan peningkatan yang tinggi sebesar 240%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: