Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Ekonomi Tak Akan Terkoreksi Tajam

Pertumbuhan Ekonomi Tak Akan Terkoreksi Tajam Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Waluyo, menilai pertumbuhan ekonomi kemungkinan tidak akan terkoreksi secara signifikan setelah keputusan peningkatan suku bunga acuan (7-Day Reverse Repo Rate) sebanyak dua kali pada Mei 2018 lalu.

"Dalam hitungan kami mungkin terkoreksi sedikit ke bawah dari proyeksi, namun tidak akan mengubah besar daripada jangka menengah panjang," kata dia di Jakarta, belum lama ini.

Pernyataan Dody menanggapi pandangan sebagian kalangan yang menilai langkah peningkatan suku bunga tidak pro-growth atau kurang mencerminkan dukungan pada pertumbuhan ekonomi. Selama Mei 2018 BI telah dua kali menaikkan suku bunga acuan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.

Disampaikan, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama perkiraan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve pada 13 Juni 2018.

Dody menilai depresiasi nilai tukar justru akan menuju level yang sangat tinggi (overshooting) apabila tidak dilakukan peningkatan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Dengan struktur ekonomi Indonesia yang memiliki kandungan impor lebih besar, studi BI menunjukkan guncangan akibat overshooting akan lebih signifikan dibandingkan dari kenaikan suku bunga karena impor dan kewajiban valas khusunya utang luar negeri akan meningkat.

"Dan hitungannya adalah relatif tidak menguntungkan terhadap pertumbuhan, bahkan kecenderungan menjadi lebih negatif. Sementara dengan kenaikan suku bunga, kita punya time lag antara empat dan enam triwulan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: