Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

[Seri BEI] Menilik Profil Calon Dirut BEI, Laksono Widodo

[Seri BEI] Menilik Profil Calon Dirut BEI, Laksono Widodo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah di artikel sebelumnya, kita mengulas sepak terjang petahana Dirut BEI Tito Sulistio, kini kita beralih ke calon lainnya yang siap bertarung memperebutkan kursi Dirut BEI periode 2018-2021, yakni Laksono Widodo.

Perjalanan Karier Laksono Widodo

Sejak diangkat pada 19 September 2011, Laksono Widodo saat ini masih menjabat sebagai managing director PT Mandiri Sekuritas. Lelaki kelahiran Bandung pada tanggal 29 Agustus 1965 ini memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia, dan Master of Business Administration dari University of Hawaii, Manoa, Amerika Serikat, dengan beasiswa penuh dari Fujitsu, Jepang.

Laksono mengawali karier pada 1993 di berbagai lembaga keuangan ternama, yaitu di ING Securities Indonesia pada 1999 hingga 2004.

Setelah itu, Laksono menjabat sebagai Kepala Riset Ekuitas di Macquarie Securities Indonesia pada 2004 hingga 2006. Pada 2006 hingga 2008, Laksono berkarier di Mandiri Sekuritas sebagai Kepala Ekuitas di Mandiri Sekuritas.

Selanjutnya, pada 2008 hingga 2009, Laksono menjabat sebagai Direktur Ancora International. Laksono juga menjabat sebagai Anggota Komite Investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal pada 2009-2010. Selanjutnya, pada 2010 hingga 2011, Laksono menjabat sebagai Presiden Direktur RBS Asia Securities Indonesia.

Program Kerja Laksono Widodo

Berbeda dengan petahana Tito Sulistio, direktur Mandiri Sekuritas ini memiliki program yang menekankan pada peluncuran produk baru di pasar modal. Menurut Laksono Widodo, tujuannya untuk memancing minat investor sehingga dana lebih likuid.

Laksono memandang peningkatan likuiditas dengan memperkaya produk harus segera diterapkan di pasar modal Tanah Air. Dengan demikian, semua pelaku pasar bisa mendapatkan keuntungan sehingga likuiditas lebih baik. Laksono menyoroti produk exchange traded fund (ETF) yang sejauh ini masih sepi peminat.

Menurutnya, belum berkembangnya pasar ETF di dalam negeri disebabkan belum adanya produk derivatif. Padahal, produk ETF yang beredar cukup banyak, yakni 14 produk. Produk derivatif ini diterbitkan sebagai alat lindung nilai atau hedging. Hedging atas underlying saham maupun obligasi melalui produk derivatif memang kerap diterapkan di pasar modal.

Untuk maju ke kursi direksi BEI, Laksono Widodo mengajukan tim yang meliputi Rudy Utomo, Nyoman, Fithri Hadi, Risa Guntoro, Arisandhi Indrodwisatio, dan Adrian Rusmana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: